kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Pangan Kian Mahal, Pedagang Keluhkan Pelanggan Mulai Batasi Pembelian


Senin, 20 Juni 2022 / 19:56 WIB
Harga Pangan Kian Mahal, Pedagang Keluhkan Pelanggan Mulai Batasi Pembelian
ILUSTRASI. Pedagang menata bahan makanan yang dijual di Pasar Senen, Jakarta,


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga pangan di sejumlah pasar terpantau masih tinggi. Bahkan, harga cabai masih menembus kisaran Rp 100.000 per kg, Senin (20/6).

Pedagang Pasar Palmerah Jakarta Barat Hariyati mengeluhkan kenaikan harga pangan yang terjadi belakangan ini. Pihaknya mengaku kenaikan harga pangan membuat beberapa pelanggan membatasi pembelian kebutuhan panganya.

“Yang beli lumayan sepi, sebagian pelanggan banyak yang mengurangi pembelian,” katanya saat dijumpai di Pasar Palmerah, Senin (20/6).

Dia menyebutkan bahwa kenaikan harga pangan belum turun sejak hari raya Idul Fitri. Dia mengatakan, harga cabai saat ini Rp 100.000 per kg, cabai merah keriting Rp 90.000 per kg, bawang merah Rp 60.000 per kg, dan bawang putih Rp 40.000 per kg.

Imbas kenaikan harga pangan, Hariyati mengaku mulai membatasi stok dagangannya. Tujuannya untuk menghindari risiko bahan pangan tidak tersimpan terlalu lama yang berujung pembusukan.

Baca Juga: Anggaran Ketahanan Pangan Rp 92,3 Triliun, Jokowi Pertanyakan Hasilnya

“Cabai yang paling banyak dikurangi karnea barangnya mudah busuk mbak, pembeli juga mulai berkurang, kalau tidak cepet habis nanti bisa busuk,” tutur dia.

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan, harus ada kerja sama antara menteri teknis dan lembaga dalam menekan kenaikan harga pangan yang terjadi belangan ini.

Menurutnya saat ini pemerintah masih gagal dalam melalukan penstabilan harga. Dia mengatakan saat ini hanya Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang terlihat berperan dalam penstabilan harga.

“Kemarin Ikappi bersama Bapanas baru saja menfasilitasi distribusi cabai dari Sulawesi Selatan ke pasar Induk Kramat Jati, padahal seharusnya ini menjadi tugas bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dalam membawa hasil panen ke wilayah defisit,” tutur dia.

Lebih lanjut dia berharap agar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dapat fokus kesemua bahan pangan yang mengalami kenaikan harga, bukan hanya persoalan minyak goreng.

“Tentu ini juga menjadi tugas berat pak Mendag baru, menjelang Idul Adha kami berharap ada penyelesaian di hulu soal pasokan dan distribusi yang mengalami kendala harus dibenahi sehingga harga juga bisa ditekan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×