kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Pupuk Melonjak, Ini Yang Dilakukan Produsen Pupuk Non Subsidi


Senin, 07 Februari 2022 / 20:43 WIB
Harga Pupuk Melonjak, Ini Yang Dilakukan Produsen Pupuk Non Subsidi
ILUSTRASI. Gudang Pupuk .


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga pupuk dunia yang terus merangkak naik membuat para konsumen kelimpungan. Asal tahu saja, harga pupuk global ada bulan Desember hingga Januari 2022 masih berada di kisaran US$ 1.000 atau sekitar Rp 15 juta per ton.

Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) menganggap, level tersebut sudah termasuk tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata harga sebelumnya.

Sekretaris Jenderal APPI Achmad Tossin Sutawikara menyatakan bahwa kenaikan harga pupuk yang terjadi saat ini, tidak akan terlalu berpengaruh terhadap produktivitas maupun harga produk jadi yang dipasarkan.

"Mengingat biaya pupuk hanya di kisaran 7%-an dari HPP," kata Tossin, kepada Kontan.co.id, Senin (7/2).

Kendati demikian, para produsen pupuk non subsidi disebut Tossin tetap berupaya menjalankan langkah-langkah penyesuaian harga jual pupuk agar tidak terlalu memberatkan konsumen.

Baca Juga: Ini Langkah Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Antisipasi Fluktuasi Harga Bahan Baku

Beberapa langkah yang sudah ditempuh para produsen sejak November tahun lalu, antara lain, tidak melakukan ekspor serta memberlakukan harga jual lebih rendah dibandingkan harga pasar untuk konsumen ritel atau eceran.

"Kira-kira sebesar 80% sampai dengan 90% dari harga pasar," imbuhnya.

Meskipun begitu, pemberlakuan harga ke konsumen eceran yang lebih rendah dibandingkan harga pasar tetap harus dilakukan dengan memperhatikan mekanisme pasar.

Hal ini menjadi penting, lantaran disparitas atau perbedaan harga yang terlalu lebar dengan harga pasar internasional, berpotensi menimbulkan rembesan. Yang mana, bantuan ini bisa saja tidak tepat sasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×