kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.779   21,00   0,13%
  • IDX 6.369   106,29   1,70%
  • KOMPAS100 923   27,30   3,05%
  • LQ45 724   17,33   2,45%
  • ISSI 198   4,51   2,33%
  • IDX30 378   6,29   1,69%
  • IDXHIDIV20 458   7,62   1,69%
  • IDX80 105   3,28   3,22%
  • IDXV30 111   4,56   4,28%
  • IDXQ30 124   1,83   1,50%

Harga Tahu-Tempe Bakal Semakin Mahal, Ini Penyebabnya


Sabtu, 12 April 2025 / 04:54 WIB
Harga Tahu-Tempe Bakal Semakin Mahal, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Asosiasi perajin tahu-tempe akan menyesuaikan harga tahu dan tempe apabila terjadi kenaikan harga bahan baku utama melampaui batas. KONTAN/Tri Sulistiowati


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Asosiasi perajin tahu-tempe akan menyesuaikan harga tahu dan tempe apabila terjadi kenaikan harga bahan baku utama melampaui batas. 

Respons itu disampaikan usai perang tarif yang dilayangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Harga kedelai impor dari AS terus mengalami kenaikan seiring terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. 

Adapun Indonesia bergantung pada pasokan kedelai yang merupakan bahan baku utama tahu-tempe, dari Negara Paman Sam. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, AS menyuplai hingga 2,27 juta ton kedelai, dan mengalami kenaikan menjadi 2,67 ton pada 2024. 

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe atau Kopti Kabupaten Bogor Sukhaeri mengatakan, sebagian besar perajin tahu tempe langsung menyesuaikan harga jual dengan cara mengecilkan atau menipiskan ukuran besar dari ukuran normal apabila ada kenaikan harga bahan baku utama. 

“Ini dilakukan kalau kenaikan (harga bahan baku) normal antara 5-15%,” kata Sukhaeri kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025). 

Baca Juga: Investor dan Ekonom Sama-Sama Cemas Tarif Trump, Ini Nasihat Jitu Warren Buffett

“Tetapi manakala kenaikan sudah melampoi batasan itu, perajin mau tidak mau akan menyesuaikan harga penjualannya sesuai dengan kenaikan bahan baku utama (kedelai),” ujar Sukhaeri. 

Dalam hal ini, sebut Sukhaeri, yang akan menerima dampaknya adalah pembeli atau masyarakat. 

Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia, pada Kamis (3/4/2025). Dalam pengumuman tersebut, Indonesia dikenai tarif kebijakan Trump sebesar 32%. 

Terdapat beberapa produk yang dikecualikan dari tarif resiprokal, antara lain barang yang dilindungi 50 USC 1702(b), misalnya barang medis dan kemanusiaan, produk yang telah dikenakan tarif berdasarkan Section 232 yaitu baja, aluminium, mobil, dan suku cadang mobil, produk strategis yaitu tembaga, semikonduktor, produk kayu, farmasi, bullion (logam mulia), serta energi dan mineral tertentu yang tidak tersedia di Amerika Serikat. 

Kebijakan tarif Trump itu juga diterapkan ke 180 negara lain dengan tarif yang berbeda-beda. 

Baca Juga: Trik Ciamik Warren Buffett Soal Menjadi Kaya di Tengah Huru Hara Tarif Trump



TERBARU

[X]
×