Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk mencatatkan kinerja keuangan gemilang di tahun 2012 lalu. Pengembang kawasan industri MM2100
ini mengantongi pendapatan 2012 sebesar Rp 965,11 miliar. Jumlah itu menanjak 102,78% dari pendapatan 2011 yang senilai Rp 475,95 miliar.
Pertumbuhan pendapatan itu turut mendongkrak laba bersih Bekasi Fajar di tahun 2012, yakni sebesar Rp 470,28 miliar, melonjak 293,34% dari laba bersih 2011 yang sebesar Rp 119,56 miliar.
Seiring kenaikan pendapatan, Bekasi Fajar juga mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan, yakni sebesar Rp 390,25 miliar, membengkak
38,33% dari beban pokok pendapatan 2011 sebesar Rp 282,10 miliar.
Investor Relations Bekasi Fajar Industrial Estate, Dandy Findianto, mengemukakan pendapatan dan laba bersih Bekasi Fajar sepanjang 2012
meningkat seirama dengan kenaikan harga jual rata-rata tanah yang mereka kelola.
Selama tahun lalu, sebagian besar pendapatan emiten berkode saham BEST ini didominasi penjualan tanah, yakni sebesar Rp 932,71 miliar.
Pencapaian itu ikut ditopang kenaikan harga tanah milik Bekasi Fajar. Sepanjang 2012, harga jual tanah BEST sudah mencapai Rp 970.000 per
meter persegi. Angka ini melonjak 81,31% dibandingkan harga jual di 2011 yang senilai Rp 535.000 per m2.
Dari sisi accounting sales, pada tahun lalu, BEST berhasil menjual lahan seluas 96 hektare, meningkat 12,94% dari posisi 2011 yang mencapai 85
ha. Adapun secara marketing sales, Bekasi Fajar telah menjual lahan seluas 103 ha selama tahun lalu, sedikit menurun dari marketing sales
2011 seluas 106 ha.
Selain dari penjualan tanah dan lahan industri, Bekasi Fajar memperoleh pendapatan dari segmen usaha lain, yaitu pendapatan maintenance fee
sebesar Rp 15,01 miliar, pendapatan service charges senilai Rp 214,67 juta, pendapatan air bersih Rp 3,47 miliar, pendapatan pengelolaan air kotor Rp 3,87 miliar.
Kemudian pendapatan golf senilai Rp 1,18 miliar, pendapatan coffee shop Rp1,25 miliar, pendapatan restoran Jepang Rp 7,17 miliar dan pendapatan lain-lain yang senilai Rp 205,92 juta.
Pada tahun ini, Dandy optimistis permintaan akan tanah dan lahan industri masih berprospek bagus seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan arus investasi asing yang terus masuk ke Indonesia. Di saat yang sama, harga properti, termasuk lahan industri, juga terus meningkat.
Secara konservatif, manajemen Bekasi Fajar menargetkan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun ini meningkat masing-masing 10% dibandingkan pendapatan dan laba bersih selama 2012.
Hal itu berarti Bekasi Fajar berpotensi membukukan pendapatan dan laba bersih masing-masing senilai Rp 1,06 triliun dan Rp 517,31 miliar di
sepanjang tahun ini. Apalagi, menurut Dandy, pendapatan 2013 sudah tecermin pada marketing sales 2012 yang meningkat 10% year-on-year.
Pada 2012, Bekasi Fajar mencatatkan marketing sales senilai US$ 157,59 juta. Bekasi Fajar berhasil menjual lahan industri di kawasan miliknya,
MM2100 seluas 103 ha dengan harga US$ 153 per m².
Pengelola BEST yakin bisa meningkatkan marketing sales karena ada kenaikan harga jual lahan industri sebesar 10% menjadi US$ 168 per m² di
tahun ini. Dengan begitu, BEST menargetkan nilai marketing sales tahun ini bisa mencapai US$ 201,6 juta.
Tahun ini, BEST berencana ekspansi ke kawasan industri baru di Jawa Tengah. Saat ini masih tahap uji kelayakan.
Namun manajemen belum mau memaparkan target akuisisi lahan dan jumlah investasinya. Sebab, masih tahap perencanaan dengan Badan Pertanahan Nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News