Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatkan kesejahteraan petani sawit menjadi salah satu topik yang dibahas di Indonesian Palm Oil Smallholders Conferences & Expo yang kedua tahun 2022 (2nd IPOSC & Expo 2022) yang diselenggarakan Perkumpulan Forum Kelapa Sawit Jaya Indonesia (POPSI) bekerjasama dengan Badan pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di Palembang.
Konferensi petani sawit terbesar di Indonesia ini dilaksanakan secara luring dan daring.
Wakil Gubernur Sumatra Selatan Mawardi Yahya yang membuka konferensi ini berharpa petanai kelapa sawit melakukan inovasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Apalagi saat ini, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit sudah mulai membaik. Namun kenaikan ini juga diikuti dengan harga input pertanian yang melonjak seperti pupuk dan herbisida.
Baca Juga: Meski Harga CPO Melandai, Dharma Satya (DSNG) Yakin Bisa Lanjutkan Kinerja Positif
“Padahal kelapa sawit tidak bisa kalau tidak dipupuk. Ini harus menjadi perjuangan asosiasi supaya harga pupuk bisa seimbang dengan harga TBS,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/11).
Untuk itu, Anggota Komisi IV DPR-RI, Dapil Sumsel 1 dari Franksi PDI Perjuangan Riezky Aprilia menyatakan sebagai wakil rakyat dirinya memastikan akan terus memperjuangkan hak dan kepentingan petani kelapa sawit nasional. Terutama untuk melaksanakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan, Kementan, Hendratmojo Bagus Hudoro menyatakan sekarang harga TBS sedang bagus, sebaiknya petani menyisihkan pendapatanya untuk masa depan seperti peremajaan kebun.
Persaingan ke depan akan semakin ketat, India yang selama ini jadi importir terbesar sedang menanam besar-besaran supaya bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Hal seperti ini harus diantisipasi sejak sekarang. Hilirisasi menjadi salah satu kunci utama .
Baca Juga: Tak ubah Target Produksi, Harga Jual CPO Austindo (ANJT) Januari-September Naik 16,8%
Pemerintah juga mendorong kemitraan supaya tidak ada lagi masalah petani seperti TBS tidak ada yang beli, mutunya rendah dan lain-lain. Baik perusahaan maupun petani didorong untuk bermitra yang saling menguntungkan, jadi tidak hanya jual beli TBS saja.
Sementara itu, Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis, Kementerian Perekonomian, Musdhalifah Machmud, menyatakan salah satu komponen dari Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan adalah percepatan pelaksanaan ISPO.
"Lewat Perpres nomor 44/2020 dilakukan penguatan ISPO," ucapnya.
Isu kritis yang dijawab dengan penguatan ISPO adalah memperbaiki tata kelola sertifikasi; meningkatan kelembagaan komite dan sekretariat ISPO; meningkatkan fungsi Komite Akreditasi Nasional dengan pengakuan internasional untuk LS ISPO; meningkatkan prinsip, kriteria dan indikator ISPO; menjawab kampanye negatif.
Ketua Umum POPSI Pahala Sibuea menambahkan acara ini dihadiri oleh 600 orang petani kelapa sawit. Dari acara ini diharapkan bisa memberikan wawasan kepada petani dan asosiasi petani sawit, sekaligus mentransformasikan petani kelapa supaya bisa segera naik kelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News