kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tertekan, Toba Bara (TOBA) hanya akan produksi batubara 5 juta ton di 2020


Rabu, 04 Desember 2019 / 20:17 WIB
Harga tertekan, Toba Bara (TOBA) hanya akan produksi batubara 5 juta ton di 2020
ILUSTRASI. Toba Bara Sejahtra Tbk.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melandainya harga batubara global mempengaruhi kinerja operasional PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) sepanjang tahun 2019 berjalan.

Tercatat, volume produksi batubara TOBA baru mencapai 3,3 juta ton hingga kuartal III-2019 atau turun 17,5% (yoy) dibandingkan capaian kuartal III-2018 lalu sebanyak 4 juta ton.

Direktur PT Toba Bara Sejahtra Tbk Pandu Patria Sjahrir mengatakan, penurunan produksi batubara milik perusahaan sejalan dengan penurunan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) komoditas tersebut di tahun ini. Dalam paparan publik TOBA, disebut bahwa ASP batubara di kuartal tiga tahun ini sebesar US$ 69,1 per ton. Padahal, kuartal tiga tahun lalu ASP batubara berada di level US$ 73,7 per ton.

Baca Juga: Kembangkan bisnis listrik, Toba Bara (TOBA) fokus garap dua proyek PLTU di Sulawesi

Menurutnya, di tengah penurunan harga batubara global sudah sewajarnya bagi TOBA untuk tidak bernafsu memacu produksi. Bahkan, dalam kondisi tersebut perusahaan diharapkan dapat mengurangi produksi. “Buat apa produksi banyak kalau harga batubaranya rendah,” kata dia, Rabu (4/12).

Manajemen TOBA sendiri mematok target volume produksi batubara di tahun ini sekitar 5 juta ton. Sedangkan di tahun depan, besar kemungkinan target produksi batubara perusahaan masih di kisaran 4 juta ton—5 juta ton.

“Kalau harga batubaranya turun lagi, kami genjot produksi sampai 4 juta ton. Kalau membaik, kami naikkan sampai 5 juta ton,” tambah dia.

Selain karena kondisi harga batubara yang dianggap kurang stabil, alasan TOBA tidak pasang target produksi muluk-muluk dikarenakan perusahaan sedang menggarap proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).




TERBARU

[X]
×