kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hari ini, KPBN lelang 11.000 ton kelapa sawit


Senin, 20 September 2010 / 20:42 WIB
Hari ini, KPBN lelang 11.000 ton kelapa sawit


Reporter: Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) yang menjual kelapa sawit dari perkebunan Indonesia, melepas 11.000 ton dari 11.500 ton dalam lelang yang digelar hari ini, Senin (20/9).

PT Multimas Nabati Asahan membungkus 4.000 ton, PT Sinar Alam Permai membeli 1.000 ton, PT Wilmar Nabati Indonesia mengusung 3.500 ton, PT Sari Dumai Sejati memborong 2.500 ton.

Pertengahan bulan Agustus 2010 lalu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan produksi CPO di Indonesia kemungkinan anjlok sebesar 10% tahun ini setelah musim hujan yang turun lebih lama dari biasanya menggerojok dan mengganggu panenan.

Indonesia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia ini kemungkinan hanya akan memproduksi 19-20 juta ton, turun dari 21 juta ton pada tahun 2009. Padahal, awalnya tahun ini pemerintah mematok produksi kelapa sawit mencapai 23,3 juta ton.

Menyusutnya suplai CPO ini kemungkinan akan mengerek harga CPO di pasar dunia yang telah melonjak sebesar 18% dari level terendahnya pada 7 Juli 2010 lalu. Apalagi, bukan hanya Indonesia yang curah hujannya tinggi; tapi juga Malaysia. Padahal, permintaan CPO dari sejumlah negara di Asia seperti China dan India akan mengglembung seiring dengan perayaan hari besar pada bulan September ini.

Ekspor CPO Indonesia kemungkinan akan sebesar 16 juta ton pada 2010 ini, lebih rendah dari target yang dipatok semula sebesar 18 juta ton. Sepanjang semester pertama tahun ini, Indonesia sudah mengekspor 6,8 juta ton; turun 7,1% dari periode yang sama tahun lalu.

Hari ini, harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) naik ke level yang paling tinggi dalam lebih dari sebulan ini. Gangguan cuaca ditengarai menjadi penyebab terganggunya panenan CPO.

"Cuaca masih menjadi masalah dan kemungkinan akan tetap seperti ini untuk beberapa waktu ke depan,' kata Ryan Long, Dealer OSK Investment Bank Bhd. di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Bloomberg.

Harga CPO ini telah melonjak 19% dari titik terendahnya dalam delapan bulan terakhir pada 7 Juli 2010 lalu ditengah spekulasi permintaan CPO akan menggeliat di sejumlah negara Asia karena sejumlah perayaan besar. Selain itu, panenan CPO di Indonesia dan Malaysia juga diprediksi akan terganggu pada bulan November dan Desember mendatang karena La Nina menyebabkan banjir di dua negara penghasil CPO ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×