kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Indonesia tolak Bank Dunia mendanai sawit


Kamis, 26 Agustus 2010 / 18:21 WIB
Indonesia tolak Bank Dunia mendanai sawit


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pemerintah Indonesia menyatakan penolakannya terhadap rencana Bank Dunia dan International Finance Corporation untuk kembali memberikan kredit untuk industri kelapa sawit di Indonesia. Penolakan itu dilakukan, karena industri kelapa sawit Indonesia sudah bisa mencari pendanaan sendiri.

“Kami ingin menyampaikan ke bank dunia dan tidak perlu beri kredit lagi ke industri sawit kami,” kata Wakil Menteri Perdagangan dalam konferensi pers yang diselenggarakan di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Kamis (26/8). Mahendra bilang, industri kelapa sawit di dalam negeri sudah bisa mengakses pendanaan alternatif lainnya untuk membiayai perkebunan mereka.

Akan tetapi Mahendra bilang, kemungkinan tawaran Bank Dunia maupun IFC akan disalurkan kepada petani kecil. “Kalaupun ada kemungkinan, adalah untuk membantu kesejahteraan petani sawit yang kecil jumlahnya 45%,” jelas Mahendra.

Peran Bank Dunia dalam dunia sawit sudah terjadi semenjak tahun 1930 semenjak kelapa sawit mulai dikembangkan di Indonesia. Mahendra bilang, industri kelapa sawit menjadi salah satu industri yang dibantu dan dibesarkan oleh Bank Dunia. Sedangkan saat ini, industri kelapa sawit di Indonesia sudah besar karena sudah menjadi produsen terbesar CPO dunia.

“Wajah sawit Indonesia tidak seperti dulu lagi,” kata Mahendra yang berencana akan menyampaikan langsung penolakan pemberian kredit kepada industri sawit Indonesia tersebut. Rencananya, Mahendra akan datang ke Frankfurt, Jerman pada 30 Agustus mendatang. “Kami akan sampaikan nanti di pertemuan dengan Bank Dunia,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×