Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencoba untuk melakukan diversifikasi usaha di luar bisnis batubara. Salah satu yang jadi incaran adalah bisnis pembangkit listrik.
Direktur Utama HRUM, Ray Antonio Gunara mengatakan perseroan memang ingin diversifikasi usaha dari hulu hingga hilir. Jika di hulu perseroan telah berbisnis batubara maka di hilir perseroan berusaha menjajaki bisnis pembangkit listrik.
Demi menyeriusi bisnis pembangkit, Ray bahkan bilang perseroan sudah membentuk perusahaan patungan atau joint venture dengan perusahaan-perusahaan internasional yang telah memiliki pengalaman di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yang pernah membangun PLTU. Namun Ray meyakinkan dari mitra joint venture yang digandeng Harum Energy, tidak ada nama Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Menurutnya rencana bisnis listrik antara Harum Energy dan Medco Energi hanya sebatas wacana. "Tidak ada itu. Sama Medco hanya wacana," kata Ray pada Selasa (23/5).
Menurut Ray, Harum Energy akan memilih mitra yang memang sudah punya pengalaman. Pasalnya bisnis pembangkit listrik baru pertama kali dilakukan oleh perseroan. "Kami kan baru yang pertama upaya kami ke sektor power," imbuh Ray.
Perusahaan patungan bentukan HRUM pun telah mengikuti tender sejak 2016 lalu. Tender yang diikuti diantaranya tender PLTU dan pembangkit mulut tambang yang berada di berbagai wilayah Indonesia.
Sayangnya hingga saat ini belum ada satu tender pun yang diikuti HRUM diumumkan pemenangnya oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Progress tender PLN kan cukup lama. Ada beberapa tender kami partisipasi tahun lalu tapi diundur lagi, terus terang kami banyak menunggunya, apalagi RUPTL 2016 diubah lagi Maret atau April lalu," ujar Ray.
Padahal sejatinya HRUM telah menyiapkan pendanaan dari internal. Maklum saja kas perseroan saat ini masih berada di angka US$ 230 juta.
Selain pendanaan internal, Ray juga menyebut akan pendanaan juga dari pihak ketiga jika HRUM ditunjuk jadi pemenang tender.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News