Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Apalagi, sambungnya, pasar atau negara tujuan ekspor batubara ADRO saat ini sudah cukup terdiversifiaksi, begitu juga dengan segmen bisnis yang terdiversifikasi dengan masuk ke coking coal dan pengembangan bisnis ketenagalistrikan.
Febriati bilang, saat ini ADRO belum mengubah panduan produksi. Bahkan, ADRO pun akan tetap melakukan kegiatan eksplorasi sesuai rencana yang telah dicanangkan perusahaan. "Dan akan terus fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, penurunan harga acuan belum berdampak terhadap produksi dan ekspor BUMI.
Sebab, harga batubara saat ini masih ada dalam rentang harga yang telah diantisipasi oleh BUMI. "Tidak ada dampak, ekspor dipantau dengan cermat. Harga batubara sekitar US$ 66 per ton meski tidak ideal tapi berada dalam kisaran ekspektasi pasar sekitar US$ 70 per ton untuk tahun ini," jelas Dileep kepada Kontan.co.id, Selasa (7/4).
Baca Juga: HBA April mulai merosot akibat corona, APBI: Demand batubara masih bagus hingga Mei
Menurut Dileep, realisasi kinerja operasional batubara BUMI saat ini naik tipis dibanding kinerja di tahun lalu. Sebagai gambaran, dalam catatan Kontan.co.id, pada Januari dan Februari, BUMI mampu menjual 14,3 juta ton batubara.
Volume penjualan itu tumbuh 7,8% secara tahunan pada periode yang sama, dari sebelumnya 13,1 juta ton. Adapun pada tahun ini kapasitas produksi BUMI ditargetkan mencapai 90 juta-95 juta ton. Kendati begitu, melihat kondisi pandemi Corona seperti sekarang, Dileep menyebut bahwa BUMI akan melakukan review kinerja operasional pada akhir bulan ini.
Bukan tak mungkin, dalam review tersebut terdapat penyesuaian yang diperlukan. "Kami akan me-review kinerja operasional akhir bulan ini. Targetnya adalah menjaga produksi tetap normal," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News