Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penyedia alat berat, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) tetap fokus pada tulang punggung bisnisnya yakni penjualan dan penyewaan alat berat. Meski permintaan masih lesu dengan melambatnya sektor tambang batubara, padahal selama ini sektor tersebut menyerap banyak kebutuhan alat berat.
Djonggi Gultom, Presiden Direktur HEXA menyebutkan, ada peluang di permintaan alat berat sektor konstruksi, agrobisnis dan kehutanan. "Dengan mandatory bahan bakar B30 oleh pemerintah tentu mendorong permintaan di sektor agro dan forestry," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (10/2).
Selain itu perusahaan juga tengah melihat prospek dari tambang non batu bara, seperti nikel dan mineral lainnya. Adapun sampai kuartal tiga yang berakhir pada 31 Desember tahun lalu, perusahaan membukukan volume penjualan alat berat khusus ekskavator sekitar 1.150 unit.
Baca Juga: Ini penyebab kenaikan pendapatan dan laba Hexindo Adiperkasa (HEXA)
Jumlah tersebut jika dihitung mencapai 60% dari target volume penjualan ekskavator untuk tahun fiskal April 2019 - Maret 2020 yang sebanyak 1.916 unit. Menurut Djonggi permintaan alat berat nasional sampai bulan Desember tahun lalu mengalami penurunan paling tidak 26% year on year (yoy).
Meski secara volume turun, dari sisi nilai penjualan, segmen bisnis jual dan sewa alat berat HEXA periode April 2019 - Desember 2019 mengalami kenaikan 3% yoy menjadi US$ 189,98 juta. Penjualan dan penyewaan alat berat tersebut berkontribusi sekitar 58% dari total pendapatan saat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News