Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perdagangan alat berat, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) membukukan pertumbuhan bisnis selama kuartal pertama tahun fiskal 2023. Penjualan HEXA pada periode April-Juni 2023 mencapai US$ 143,83 juta atau tumbuh 26% secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Hexindo Adiperkasa Yoshendri menyatakan bahwa peningkatan penjualan selama kuartal I-2023 didorong oleh meningkatnya beberapa harga komoditas serta melesatnya permintaan alat berat pada bisnis konstruksi. Kondisi tersebut membuat permintaan alat berat yang dijual HEXA turut meningkat.
Maklumlah, mayoritas atau sekitar 64% penjualan HEXA di kuartal I-2023 memang masih didominasi oleh penjualan unit yang mencapai US$ 92,63 juta. Kemudian disusul oleh penjualan spare parts US$ 29,26 juta (porsi 20%) dan sisanya berasal dari services & maintenance (porsi 13%) dan rental & used (Porsi 2%).
Baca Juga: Target Penjualan Hexindo Adiperkasa (HEXA) US$ 651,57 Juta, Realisasi Juni Sudah 97%
“Saya sampaikan baik di tahun 2022 maupun di kuartal I-2023, kontribusi penjualan itu nomor satu masih dari sektor agriculture (pertanian), diiktuti forestry (kehutanan) dan konstruksi, terakhir adalah mining. Itu empat sektor yang secara berurutan konsisten memberikan kontribusi untuk bisnis HEXA,” ungkap Yoshendri, dalam Paparan Publik Virtual, Selasa (26/9).
Jika diperinci, hingga Juni 2023 HEXA mencatatkan penjualan mencapai 607 unit. Di mana, 504 di antaranya merupakan unit ekscavator yang dikontribusi dari sektor agriculture sebanyak 160 unit, sektor forestry (kehutanan) 181 unit, sektor konstruksi 78 unit, dan sektor mining 85 unit.
Sedangkan sisanya berasal dari unit mini ekscavator (61 unit), wheel loader (12 unit), RDT 7 unit, dan Bell ADT 16 unit.
Melesunya harga komoditas batubara membuat demand akan alat berat di sektor tersebut ikut menyusut. HEXA mencatat adanya penurunan penjualan unit ekscavator dari semula 538 unit menjadi 504 unit. Begitu pun dengan mini ekscavator yang penjualannya menyusut 56,11% menjadi hanya 61 unit.
Baca Juga: Hexindo Adiperkasa (HEXA) Bakal Bagikan Dividen Tunai US$ 41,29 Juta
“Ini berdampak dari penurunan demand dan sales ini karena penurunan komoditas terutama harga batubara,” tambah Direktur Hexindo Adiperkasa Dwi Swasono.
Meski demikian, HEXA masih optimistis dengan prospek sektor batubara ke depannya. Pihaknya meyakini minimal di akhir tahun ini hingga awal tahun 2024 siklus harga batubara bisa mulai pulih. “Jika demikian kami optimis sektor tambang bisa meningkat,” jelasnya.
Di samping terus berupaya memaksimalkan penjualan unit, HEXA juga tetap mengembangkan lini usaha lain. Salah satunya adalah bisnis rental & used yang sudah berjalan sejak tahun 2022.
Baca Juga: Menimbang Pilihan Cuan Saham Industri
Meskipun kontribusi lini bisnis ini masih mini terhadap penjualan, pihaknya melihat ada potensi yang cukup besar ke depannya. Adapun, per kuartal I tahun fiskal 2023, HEXA tercatat mencetak laba bersih sebesar US$ 14,18 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News