Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen baja, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah menyiapkan sejumlah agenda bisnis di sepanjang tahun ini baik untuk domestik maupun luar negeri.
Direktur Utama Krakatu Steel, Silmy karim mengatakan di kuartal I 2021, KRAS akan masuk ke pasar Eropa dengan memasok Hot Rolled Coil (HRC) atau baja lembaran panas yang kondisinya berupa gulungan.
Namun sayang, Silmy tidak memerinci berapa jumlah HRC yang akan diekspor ke Eropa dan berapa target ekspornya di tahun ini.
Baca Juga: Harga batubara naik, Bukit Asam (PTBA) berniat mendiversifikasi pasar
Melansir laman resmi KRAS, penggunaan baja lembaran panas meliputi banyak hal mulai dari konstruksi umum, komponen & rangka otomotif, hingga tabung gas.
Di sepanjang tahun ini, Krakatau Steel percaya diri untuk membidik pertumbuhan volume penjualan baja meningkat 25% year on year (yoy). "Selain melakukan strategi pemasaran, kami juga lakukan strategi hilirisasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/1).
Sebelumnya, Silmy pernah menjelaskan bahwa hilirisasi ini tidak membutuhkan investasi khusus. "Konsepnya sharing economy. Jadi bahan baku untuk hilir di-supply langsung dari Krakatau Steel ke pabrik-pabrik baja hilir," jelasnya.
Jadi KRAS tidak memproduksi baja hilir, tetapi mitra yang menjalin kerja sama dengan Krakatau Steel yang akan memproduksi produk hilir. Dia mengatakan upaya ini membuka peluang dan kesempatan yang sama bagi siapapun yang mau bekerja sama dengan Krakatau Steel.
Menurutnya hilirisasi merupakan salah satu upaya KRAS untuk memperlancar proses restrukturisasi serta bersaing dengan produk impor.
Baca Juga: Ace Hardware (ACES) dan Erajaya (ERAA) tetap ekspansi gerai di tahun ini
Silmy menegaskan bahwa upaya hilirisasi dengan memasok bahan baku ke pabrik-pabrik hilir baja di Indonesia bertujuan untuk membantu meningkatkan utilisasi pabrik. Ketika kapasitas produksi pabrik meningkat, tentu akan menurunkan fixed cost hingga kemudian produk yang dihasilkan bisa lebih kompetitif dibanding produk baja impor.
Silmy menegaskan kembali, konsep sharing economy ini efektif karena Krakatau Steel tidak perlu lagi investasi untuk pabrik. "Kalau pake cara investasi pabrik bisa-bisa 3-4 tahun ke depan baru launcing produk, itu terlalu lama
Asal tahu saja, di sepanjang 2020 KRAS mencatatkan pertumbuhan volume penjualan di sejumlah produknya. Rinciannya, penjualan HRC pada tahun 2020 tumbuh 19,11% year on year (yoy) menjadi sebesar 1.043.668 ton dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 876.186 ton.
Baca Juga: Kembangkan lini manufaktur, Lautan Luas (LTLS) siapkan capex Rp 300 miliar tahun ini
Adapun selain HRC, penjualan produk Cold Rolled Coil (CRC) juga mengalami peningkatan sebesar 17,53% yoy menjadi 405.742 ton dibanding tahun 2019 yang sebesar 345.237 ton.
Sejalan dengan itu, terjadi juga peningkatan penjualan produk baja di anak perusahaan seperti misalnya peningkatan volume penjualan produk baja profil sebesar 70,11% yoy menjadi sebesar 34.444 ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 20.248 ton.
Selain itu penjualan pipa baja naik 0,8% yoy menjadi 88.327 ton di 2020, serta bisnis coating pipa baja naik 12,2% yoy dari sebesar 421.059 m2 menjadi 472.584 m2 .
Selanjutnya: Bidik kenaikan laba 30%, Arwana Citramulia (ARNA) menambah lini produksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News