Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir 2020, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah mengoperasikan jalur tol sepanjang 2.346 km.
Danang Parikesit, Kepala BPJT mengungkapkan, target Renstra Kementerian PUPR antara 2019-2024 adalah membangun 2.500 km jalan tol baru. Dengan demikian, panjang Jalan Tol operasional di tahun 2024 akan melebih 4.500km.
"Ini artinya, kita masuk dalam lima besar negara berkembang yang memiliki ruas jalan bebas hambatan terpanjang," ujarnya dalam acara bertajuk Dukungan Inovasi dan Pengembangan Jalan Tol tahun 2021 bersama BPJT Kementerian PUPR, Selasa (2/2).
Baca Juga: Roatex pemenang tender, sistem MLFF ditargetkan beroperasi awal 2022
Adapun jumlah transaksi harian di tahun 2020 sebanyak 3,4 juta atau turun 26% dibandingkan tahun 2019. BPJT memperkirakan jumlah ini akan mencapai 7 juta transaksi harian pada 2024.
Ia berkata, untuk mencapai hal tersebut diperlukan sistem pengoperasian jalan tol yang modern melalui transformasi sistem transaksi yang dilaksanakan mulai tahun 2017.
Saat ini, pihaknya telah memasuki generasi ke-4 dengan akan implementasi pembayaran nirsentuh dengan menggunakan teknologi GNSS atau Global Navigation Satellite System.
Lelang investasi MLFF atau Multi Lane Free Flow telah diumumkan pada tanggal 27 Januari 2021 melalui surat Penetapan Menteri PUPR Nomor: PB.02.01-Mn/132 dimana Roatex Zrt dari Hungaria sebagai pemenang lelang yang juga adalah pemrakarsa teknologi ini, dengan masa konsesi selama 10 tahun.
Baca Juga: BRI dukung sistem pembayaran jalan tol berbasis MLFF
"Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF akan bekerja mulai tahun 2021 ini, dan diharapkan sistem akan 100% Go-Live di seluruh jaringan Jalan Tol di Indonesia pada tahun 2023. Pada saat itu tidak akan ada lagi Gardu Tol, dan pengguna jalan tol akan terhubung dengan satelit untuk proses pembayaran penggunaan Jalan Tol," jelasnya.