kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga April, harga beras masih tinggi


Senin, 02 April 2018 / 21:15 WIB
Hingga April, harga beras masih tinggi
ILUSTRASI. Beras di Pasar Induk


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sudah berangsur turun, namun harga beras masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Berdasarkan daftar harga di laman resmi Kementerian Perdagangan, harga rata-rata beras medium di Jakarta masih sekitar Rp 10.800 per kilogram (kg), sementara harga rata-rata beras medium nasional sekitar Rp 12.000 per kg.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, harga beras masih belum menurun drastis dibandingkan bulan sebelumnya. Beras IR 42 (Pera) saat ini sekitar Rp 12.700 per kg, beras IR I sekitar Rp 11.300 per kg, beras muncul sekitar Rp 12.100, dan setra I sekitar Rp 12.400.

Dari pantauan Kontan.co.id di pasar Bendungan Hilir, Jakarta, harga beras memang mulai berangsur turun. Harga beras Cianjur misalnya, sekitar Rp 11.000 per kg dari sebelumnya Rp 12.000 per kg, harga beras Ramos turun dari Rp 13.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg, dan beras Pandan Wangi turun dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 13.000 per kg. "Rata-rata harga beras memang turun Rp 1.000 per kg sejak beberapa waktu yang lalu," ujar Buyung, salah satu pedagang beras di Pasar Bendungan Hilir.

Menurut Abdullah, untuk menstabilkan harga beras ini, serapan gabah harus dilakukan secara optimal dan masif. Tak hanya itu, distribusi ke pasar harus lancar. Bila distribusi ke pasar berkurang, maka akan semakin mendongkrak harga beras.

Abdullah berpendapat, harga beras masih akan berpotensi naik terlebih menjelang bulan puasa. Karena itu, dia berpendapat harus ada koordinasi antara Kementerian Perdagangan dengan petani dan pedagang.

Abdullah merasa harga bahan pangan saat bulan puasa tahun lalu lebih terjaga. Hal itu karena cepatnya koordinasi antara pemerintah dan berbagai pihak yang terlibat dalam menjaga pasokan bahan pangan.

"Jadi pemerintah sudah harus memperhatikan masalah bahan pangan ini sejak sekarang. Pemerintah harus melakukan diskusi dengan petani dan pedagang. Secara psikologi akan tenang, dan masalah distribusi bisa diatur. Perencanaannya harus jelas," ujar Abdullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×