kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.237   0,00   0,00%
  • IDX 7.204   -18,09   -0,25%
  • KOMPAS100 1.050   -5,82   -0,55%
  • LQ45 808   -2,58   -0,32%
  • ISSI 232   -0,90   -0,38%
  • IDX30 419   -2,36   -0,56%
  • IDXHIDIV20 491   -2,76   -0,56%
  • IDX80 118   -0,50   -0,42%
  • IDXV30 119   -1,87   -1,54%
  • IDXQ30 135   -0,26   -0,19%

Hingga Juli, sebanyak 2,6 juta sapi sudah menerima inseminasi buatan


Minggu, 29 Juli 2018 / 18:32 WIB
Hingga Juli, sebanyak 2,6 juta sapi sudah menerima inseminasi buatan
ILUSTRASI. PENINGKATAN POPULASI SAPI


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu upaya Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk meningkatkan populasi sapi dalam negeri adalah dengan menjalankan program Upaya Khusus Sapi/Kerbau Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).

Berdasarkan data Kemtan, hingga 26 Juli tahun ini tercatat 2.6 juta ekor sapi sudah diinseminasi buatan (IB), dengan total akseptor sebanyak 2,55 juta ekor.

"Ini sebesar 85,01% dari target akseptor tahun 2018 yang sebesar 3 juta ekor," ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kemtan Sugiono kepada Kontan.co.id, Minggu (29/7).

Sementara itu, hingga 26 Juli ini, tercatat kebuntingan sebanyak 1 juta ekor atau setara dengan 50,12% dari target kebuntingan sebanyak 2,1 juta ekor. Sugiono menjelaskan, hasil ini merupakan hasl inseminasi Januari sampai Mei, karena hasil kebuntingan biasanya baru bisa dilihat dua bulan setelah IB.

Selanjutnya, terdapat 661.826 ekor yang lahir hingga saat ini. Ini setara dengan 39,39% dari target kelahiran sebanyak 1,68 juta ekor. Sugiono bilang, sapi yang lahir sampai saat ini merupakan sapi yang diinseminasi tahun lalu.

Untuk berkembang biak, dari bunting hingga lahir, dibutuhkan waktu selama 9 bulan. "Hasil IB di bulan November dan Desember 2017 akan lahir di Juli dan Agustus 2018," terang Sugiono.

Menurut Sugiono, tidak ada kendala yang ditemukan dalam Upsus Siwab ini. Karena itu, dia pun optimistis akan mampu mencapai IB, kebuntingan, dan kelahiran sesuai dengan target yang ditetapkan.

Di lain sisi, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana tak banyak berkomentar terkait realisasi Upsus Siwab ini.

Menurut Teguh, pihaknya belum bisa menilai apakah Upsus Siwab ini sudah berhasil atau tidak. "Saya rasa saya belum bisa menilai tingkat keberhasilannya karena ini masih dalam proses," terang Teguh.

Namun Teguh berpendapat, dengan upaya khusus sepeti ini, maka seharusnya tingkat pertambahan populasi seharusnya bisa di atas 20%. Pasalnya, pada tahun 1990-an, peningkatan populasi bisa mencapai 4% tanpa adanya upaya khusus peningaktan populasi.

"Saat itu telah dibuat standard bahwa kelahiran sebesar 17%, kematian 2%, pemotongan sapi sebesar 12% - 13%, maka pertambahan populasi bisa sekitar 4%. Itu tanpa ada upaya khusus, kalau sekarang seharusnya peningkatan populasi bisa lebih dari 20%. Meski begitu kami harap upaya peningkatan populasi ini bisa berhasil," tandas Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×