kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Mei, kontrak baru Adhi Karya masih didominasi proyek swasta


Selasa, 26 Juni 2018 / 19:14 WIB
Hingga Mei, kontrak baru Adhi Karya masih didominasi proyek swasta


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah mencatatkan kontrak baru Rp 5,5 triliun sepanjang periode Januari-Mei 2018. Sebagian besar capaian tersebut masih ditopang dari proyek-proyek swasta.

Ki Syahgolang, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk mengatakan sekitar 57,4% dari pencapaian kontrak anyar itu disumbang dari proyek swasta. "Sedangkan proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hanya berkontribusi 30,2% dan proyek pemerintah menyumbang 12,4%," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/6).

Pencapaian kontrak baru Adhi Karya sepanjang lima bulan pertama tersebut masih cukup rendah dibandingkan target perusahaan tahun 2018. Perolehan itu setara 23,6% dari target Rp 23,3 triliun. Namun, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,3 triliun, performa perusahaan itu masih tercatat naik 3,7%.

Dari jenis proyek, sektor konstruksi dan energi menyumbang 91,2% terhadap kontrak baru itu. Sektor properti berkontribusi 7,2% dan sektor lainnya lainnya 1,6%. Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaaan, proyek gedung menyumbang 78,8%, jalan dan jembatan 11,8% dan proyek lainnya 9,4%.

Adapun proyek yang sudah didapatkan di sampai Mei 2018 diantaranya Trans Park Bintaro senilai Rp 744 miliar, Urban Jakarta Properti Rp 657,1 miliar, Terminal Joyoboyo Rp 94,1 miliar, RSKIA Tahap II sebesar Rp 279,5 miliar, Apartemen Cordova sebesar Rp 164 miliar dan Novotel Bali sebesar Rp 153 miliar.

Sebelumnya, Budi Harto, Direktur Utama Adhi Karya mengatakan, kondisi keuangan perusahaan masih sangat sehat dalam melakukan ekspansi bisnis maupun untuk menggarap proyek-proyek baru. Pasalnya, posisi kas ADHI masih cukup besar setelah mendapatkan pembayaran tahap I proyek LRT Jabodetabek dari PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun pada kuartal I-2018.

"KAI sudah siapkan dana Rp 12,5 triliun untuk LRT, tinggal bergulir saja. Kami sudah dapat pembayaran untuk pekerjaan sampai September 2017 dan sekarang kami sedang menunggu pembayaran tahap kedua untuk pekerjaan periode kuartal IV-2018 sebesar Rp 1,8 triliun dan sekarang masih dievaluasi BPKP," kata Budi.

Saat ini, progress dari LRT sampai minggu pertama Juni 2018 sudah mencapai 39,8%. Pembangunan prasarana kereta api ringan wilayah Jabodebek Fase I direncanakan akan kelar tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×