kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga Mei, Pertamina telah jalani survei seismik laut 2D sepanjang 23.063 kilometer


Kamis, 28 Mei 2020 / 15:05 WIB
Hingga Mei, Pertamina telah jalani survei seismik laut 2D sepanjang 23.063 kilometer
ILUSTRASI. Kapal Survei Seismik


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang telah berhasil melakukan Survei Seismik Laut Regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 23.063 kilometer atau 77% per 25 Mei 2020 dari target 30.000 kilometer.

Survei seismik terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir ini diharapkan dapat menemukan cadangan migas baru serta menjadi giant discovery bagi Indonesia.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyatakan, Indonesia memiliki 128 cekungan dan hanya 21 cekungan yang sudah diproduksi serta 38 cekungan yang masih dieksplorasi. Sisanya, ada lebih dari 70 cekungan yang masih belum disentuh dan menjadi potensi cadangan migas Indonesia

Baca Juga: Conrad, kontraktor migas asal Singapura temukan potensi migas jumbo di Natuna .

“Survei seismik ini, bagi SKK Migas memiliki makna yang sangat penting dalam mendorong pencapaian target pemenuhan produksi migas nasional,” ujar Dwi dalam siaran pers di situs Pertamina yang dikutip Kontan.co.id, Kamis (28/5).

Menurut Dwi, SKK Migas mengapresiasi penuh Pertamina Group, dalam hal ini PHE dan PT Elnusa Tbk, yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini. Dwi menilai, Elnusa selaku operator kapal telah mempelopori survei ini dengan baik dan sesuai standar K3LL yang tinggi, tetapi dengan biaya yang optimal dan bersaing.

“Survei ini sangat membanggakan karena merupakan yang terpanjang di Asia Tenggara dan dilaksanakan oleh putra-putri Indonesia,” imbuh Dwi.

Ia pun berharap agar prestasi ini dapat diteruskan dan ditularkan ke Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.

Dwi menambahkan, saat ini SKK Migas sudah mengembangkan Integrated Operation Center (IOC) yang bisa memberikan manfaat nilai tambah kepada KKKS. SKK Migas mengharapkan semua KKKS proaktif mengintegrasikan semua kegiatannya dalam IOC tersebut.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu menyatakan, di tengah wabah virus corona, kegiatan survei seismik tetap berjalan dengan mengedepankan protokol kesehatan. Lantas, kegiatan survei ini ditargetkan selesai pada pertengahan Juli 2020.

Dharmawan menambahkan, di tengah tantangan pandemi virus corona, Pertamina optimistis pekerjaan survei akan selesai sesuai target. Pertamina telah memenuhi persyaratan perizinan terutama izin lingkungan di seluruh wilayah yang dilalui, dari perairan Bangka di wilayah barat Indonesia hingga perairan Papua di wilayah timur Indonesia.

“Proses survei berjalan lancar dengan peralatan teknologi terkini sehingga bisa menghasilkan data cekungan yang memadai guna menggairahkan investasi eksplorasi migas Indonesia. Beberapa kendala teknis di lapangan juga telah berhasil diatasi dengan baik,” terang Dharmawan.

Baca Juga: Survei seismik 2D PHE Jambi Merang telah mencapai 22.943 km

Kegiatan survei seismik telah dimulai pada November 2019 dan merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang di wilayah terbuka dengan investasi sebesar US$ 30 juta. Secara kumulatif, investasi KKP Jambi Merang hingga tahun 2024 dapat mencapai US$ 239,3 juta untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Survei seismik ini dapat terlaksana dengan baik setelah SKK Migas memberikan kepercayaan kepada Pertamina melalui PHE untuk meneruskan pengelolaan wilayah  kerja (WK) Jambi Merang sejak 10 Februari 2019 hingga 20 tahun mendatang.

SKK Migas dan PHE juga telah melakukan penandatanganan KKP Jambi Merang dengan skema kontrak kerja sama gross split dan ditindaklanjuti dengan melakukan survei seismik 2D terbesar di perairan Indonesia.

“Kami berharap dengan dukungan SKK Migas, Pertamina Upstream dapat terus menjaga peran utamanya dalam pengelolaan industri hulu migas nasional,” tutup Dharmawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×