kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga November 2022, Nilai Ekspor Perikanan Tumbuh 10,66% Jadi US$ 5,71 Miliar


Kamis, 29 Desember 2022 / 23:49 WIB
Hingga November 2022, Nilai Ekspor Perikanan Tumbuh 10,66% Jadi US$ 5,71 Miliar
Nelayan melakukan bongkar muat hasil laut di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Selasa (27/12/2022). Nilai Ekspor Perikanan Tumbuh 10,66% Jadi US$ 5,71 Miliar Hingga November 2022


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor perikanan tumbuh 10,66% menjadi US$ 5,71 miliar pada Januari-November 2022. Sementara nilai impor di periode yang sama sebesar US$ 0,64 miliar.

Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Ishartini melalui mengatakan nilai ekspor perikanan tersebut surplus US$ 5,07 miliar.

Adapun komoditas utama ekspor Indonesia meliputi udang dengan nilai US$ 1.997,49 juta, Tuna-Cakalang-Tongkol senilai US$ 865,73 juta, Cumi-Sotong-Gurita sebesar US$ 657,71 juta, Rumput Laut sebesar US$ 554,96 juta dan Rajungan-Kepiting sebesar US$ 450,55 juta.

Baca Juga: Menyusul Pajak, Setoran PNBP Juga Lampaui Target Tahun 2022

Komoditas-komoditas ini dikirim ke negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat senilai US$ 2,15 miliar (37,63%), Tiongkok US$ 1,02 miliar (17,90%), Jepang US$ 678,13 juta (11,89%), Asean US$ 651,66 juta (11,42%) serta 27 negara Uni Eropa senilai US$ 357,12 juta (6,26%).

Ishartini mengakui bahwa dinamika kondisi global seperti perang Rusia-Ukraina sangat berdampak pada ekspor perikanan Indonesia. 

Kendati demikian, KKP tetap menjaga pangsa pasar ke negara-negara tujuan ekspor utama. Dan juga mulai menjajaki tujuan pasar prospektif di Timur Tengah seperti pemenuhan katering haji dan umroh di Arab Saudi.

"Kita cari peluang alternatif selain pasar-pasar yang sudah mapan, ini tentu sebagai respon dinamika global yang terjadi sejak awal tahun 2022 yang tentu berpengaruh terhadap kelancaran arus barang," ujar Ishartini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/12/2022).

Baca Juga: Kinerja Ekspor Indonesia Masih Baik, Saat Sektor Manufaktur Mitra Dagang Utama Lesu

Selain itu, Ishartini meminta jajarannya mensosialisasikan kepada pelaku usaha tentang persetujuan kesepakatan dagang antara Indonesia dengan beberapa negara Eropa (Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss) yang tergabung dalam EFTA (European - Free Trade Association) melalui IE-CEPA (Indonesia European - Comprehensive Economic Partnership Agreement). 

Kemudian Mozambique - Preferential Trade Agreement (IM-PTA) yang menyepakati penurunan tarif untuk Tuna Segar, Kepiting, dan Udang Beku serta Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) merupakan perundingan perdagangan bebas antara negara ASEAN (10 negara) dengan 5 negara mitra, yaitu Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Australia, dan Selandia Baru.

Ishartini juga mengarahkan jajarannya untuk terus mempromosikan branding produk perikanan Indonesia dengan tagline “Indonesia Seafood: Naturally Diverse” dan sub tagline “Safe and Sustainable” di berbagai pameran dan pertemuan internasional. 

Bahkan ada beberapa komoditas ekspor yang memiliki branding produk sendiri, diantaranya “Indonesia Seaweed, Natural Binding Solutions to The World” untuk rumput laut, “Indonesian Pangasius, The Better Choice” untuk ikan patin, “Indonesia Tuna, Sustainable by Tradition: One-by-One” untuk ikan tuna, dan “Indonesian Shrimp, Discover The Taste of 17,000 Islands” untuk udang.

Lebih lanjut Ishartini mengungkapkan, capaian nilai ekspor perikanan diperkirakan tumbuh 8,84% dengan nilai USD6,22 miliar hingga Desember 2022 dibanding akhir tahun 2021. "Ekspor yang bergeliat ini juga berdampak positif terhadap minat investasi di sektor kelautan dan perikanan," jelas Ishartini. 

Baca Juga: Ekspor Non Migas Menyumbang 95,29% dari Total Ekspor Bulan November 2022

KKP mencatat ealisasi investasi triwulan III 2022 mencapai Rp 6,39 triliun atau meningkat 45,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan menyebar ke sejumlah daerah seperti di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Jawa tengah. 

Ishartini menambahkan, Republik Rakyat Tiongkok menjadi negara terbesar yang berinvestasi pada sektor Kelautan dan perikanan, disusul Singapura, British Virgin Islands, dan Jepang.

"Kami memperkirakan realisasi investasi akan menembus Rp 7,78 triliun atau meningkat 29,71% dibanding tahun sebelumnya di bulan Desember 2022," urainya.

Selain mencatatkan prestasi di sisi makro, KKP juga menunjukkan keberpihakannya terhadap pelaku UMKM pengolah dan pemasar hasil perikanan, pembudidaya, serta nelayan. 

Baca Juga: Kinerja Ekspor Indonesia Masih Baik, Saat Sektor Manufaktur Mitra Dagang Utama Lesu

Hal ini ditunjukkan dengan pencairan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 9,02 triliun per November 2022 dan ditargetkan akan mencapai Rp 9,7 triliun di penghujung tahun.

Alhasil, 38,6% pelaku usaha bisa menambah tenaga kerja baru setelah memperoleh pemodalan dari KUR. Lalu 83,16% pelaku usaha bisa meningkatkan volume produksinya dan 90,08% pelaku usaha berhasil meraih peningkatan omset perbulannya.

"Hal ini tak lepas dari berbagai kegiatan seperti pelaksanaan bimbingan teknis akses pembiayaan yang telah digelar di 53 lokasi dan melibatkan 4.240 UMKM kelautan dan perikanan. Kita optimis di akhir 2022, kita bisa mendapatkan capaian-capaian yang lebih tinggi dibanding 2021," pungkas Ishartini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×