Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Ishartini juga mengarahkan jajarannya untuk terus mempromosikan branding produk perikanan Indonesia dengan tagline “Indonesia Seafood: Naturally Diverse” dan sub tagline “Safe and Sustainable” di berbagai pameran dan pertemuan internasional.
Bahkan ada beberapa komoditas ekspor yang memiliki branding produk sendiri, diantaranya “Indonesia Seaweed, Natural Binding Solutions to The World” untuk rumput laut, “Indonesian Pangasius, The Better Choice” untuk ikan patin, “Indonesia Tuna, Sustainable by Tradition: One-by-One” untuk ikan tuna, dan “Indonesian Shrimp, Discover The Taste of 17,000 Islands” untuk udang.
Lebih lanjut Ishartini mengungkapkan, capaian nilai ekspor perikanan diperkirakan tumbuh 8,84% dengan nilai USD6,22 miliar hingga Desember 2022 dibanding akhir tahun 2021. "Ekspor yang bergeliat ini juga berdampak positif terhadap minat investasi di sektor kelautan dan perikanan," jelas Ishartini.
Baca Juga: Ekspor Non Migas Menyumbang 95,29% dari Total Ekspor Bulan November 2022
KKP mencatat ealisasi investasi triwulan III 2022 mencapai Rp 6,39 triliun atau meningkat 45,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan menyebar ke sejumlah daerah seperti di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Jawa tengah.
Ishartini menambahkan, Republik Rakyat Tiongkok menjadi negara terbesar yang berinvestasi pada sektor Kelautan dan perikanan, disusul Singapura, British Virgin Islands, dan Jepang.
"Kami memperkirakan realisasi investasi akan menembus Rp 7,78 triliun atau meningkat 29,71% dibanding tahun sebelumnya di bulan Desember 2022," urainya.
Selain mencatatkan prestasi di sisi makro, KKP juga menunjukkan keberpihakannya terhadap pelaku UMKM pengolah dan pemasar hasil perikanan, pembudidaya, serta nelayan.
Baca Juga: Kinerja Ekspor Indonesia Masih Baik, Saat Sektor Manufaktur Mitra Dagang Utama Lesu
Hal ini ditunjukkan dengan pencairan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 9,02 triliun per November 2022 dan ditargetkan akan mencapai Rp 9,7 triliun di penghujung tahun.
Alhasil, 38,6% pelaku usaha bisa menambah tenaga kerja baru setelah memperoleh pemodalan dari KUR. Lalu 83,16% pelaku usaha bisa meningkatkan volume produksinya dan 90,08% pelaku usaha berhasil meraih peningkatan omset perbulannya.
"Hal ini tak lepas dari berbagai kegiatan seperti pelaksanaan bimbingan teknis akses pembiayaan yang telah digelar di 53 lokasi dan melibatkan 4.240 UMKM kelautan dan perikanan. Kita optimis di akhir 2022, kita bisa mendapatkan capaian-capaian yang lebih tinggi dibanding 2021," pungkas Ishartini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News