Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Pembangunan Pembangkit 35.000 megawatt (MW) masih bergulir. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, sebanyak 334 unit pembangkit dengan akumulasi kapasitas 10.864 megawatt (MW) atau sekitar 30% dari target 35.985 MW sudah memasuki tahapan commercial operation date (COD) per September 2021.
Adapun sebanyak 87 unit pembangkit dengan akumulasi kapasitas 17.495 MW atau setara 49% dari target sedang dalam tahap konstruksi saat ini, sementara sebanyak 40 unit pembangkit atau setara dengan 6.063 MW (17%) sudah memasuki tahap kontrak, namun belum memasuki tahapan konstruksi.
Sisanya, sebanyak 25 unit pembangkit atau setara 839 MW (2%) masih dalam tahap pengadaan, sedang 2% sisanya, yakni 29 unit pembangkit atau 724 MW masih dalam tahap perencanaan. “(Realisasi proyek 35.000 MW) terus kami pantau dan kami laporkan,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam konferensi pers yang digelar virtual, Kamis (21/10).
Baca Juga: Renegosiasi kontrak pembangkit, PLN efisiensi hingga Rp 26 triliun
Sebagai pembanding, realisasi penyelesaian pembangkit per akhir tahun 2020 lalu mencapai sekitar 9.931 MW. Dengan demikian, sampai September 2021 lalu sudah ada tambahan kapasitas sekitar 933,1 MW yang memasuki tahapan COD sejak awal tahun ini.
Dilihat dari jenis pembangkitnya, PLTU menjadi jenis pembangkit dengan porsi paling banyak dalam tambahan kapasitas 993,1 MW itu, yakni sebanyak 305,0 MW lalu kemudian disusul oleh PLTA/M & PS 289,3 MW, PLTG/GU/MG 175,8 MW, PLTD 95,0 MW, PLTP 57 MW, dan EBT lainnya 11,0 MW.
Sedikit informasi, Program Pembangunan Pembangkit 35.000 MW diluncurkan pada Mei 2015 lalu di Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peluncuran program ini ditandai dengan penandatanganan PPA dan Letter of Intent (LoI) untuk EPC (engineering, procurement, construction) serta groundbreaking beberapa pembangkit seperti Penandatanganan PPA PLTB Samas (Yogyakarta), dengan kapasitas 50 MW, serta penandatanganan LoI untuk EPC PLTU Grati (Jawa Timur) dengan kapasitas 450 MW, groundbreaking PLTA Jatigede (Jawa Barat) dengan kapasitas 2 x 55 MW, dan masih banyak lagi.
Catatan Kontan.co.id, proyek ini ditargetkan rampung pada 2028 mendatang, namun penyelesaiannya diperkirakan berpotensi molor ke tahun 2030 seiring adanya penghitungan ulang proyeksi kebutuhan listrik akibat pandemi Covid-19.
Kementerian ESDM menyebut, total kapasitas pemmbangkit terpasang mencapai 73.688 MW per September 2021 ini. Secara terperinci, kapasitas tersebut terdiri atas PLTU sebanyak 36.976 MW atau setara kurang lebih 50% dari total kapasitas, PLTGU 12.412 MW (17%), PLTG/MG 8.526 MW (11%), PLTD 4.698 MW (7%), PLTP 2.188 MW (3%), PLTA/M/MH 6.400 MW (9%), dan PLT EBT lainnya 2.066 MW (3%).
Sebanyak 43.651 MW atau setara 59,2% dari total kapasitas terpasang pembangkit merupakan milik PLN, sedang sisanya dimiliki oleh IPP sebanyak 20.634 MW (28,0%), PPU 5.012 MW (6,8%), pemerintah 55 MW (0,1%), dan IO 4.336 MW (5,9%).
Selanjutnya: Kompensasi dari rencana PLN pensiunkan PLTU bakal ikut ditanggung APBN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News