Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi oversupply listrik yang terjadi membuat PT Perusahaan Listrik negara (PLN) melakukan renegosiasi kontrak pembangkit dengan Independent Power Producer (IPP).
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, renegosiasi kontrak dengan IPP dilakukan dalam setahun terakhir. Upaya renegosiasi ini pun sukses menciptakan efisiensi untuk PLN.
"Nilai dari renegosiasi kami selama setahun ini adalah Rp 26 triliun. Ada yg diundur, ada yang dikurangi," ungkap Darmawan dalam Webinar Kompas Talks bersama PLN, Kamis (21/10).
Dia melanjutkan, PLN menargetkan efisiensi yang bisa dicapai dari renegosiasi kontrak dengan IPP mencapai Rp 60 triliun.
Selain, menghasilkan efisiensi, renegosiasi kontrak juga dinilai memberikan ruang bagi PLN untuk meningkatkan demand listrik mengingat kondisi oversupply saat ini.
Kontan.co.id mencatat, PLN kini tengah menegosiasikan kembali jadwal Commercial Operation Date (COD) 34 proyek pembangkit demi mengatasi potensi oversupply listrik.
Baca Juga: PLN kejar demand listrik hingga 45 TWh dari electrifying lifestyle
Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril mengungkapkan, proses renegosiasi telah dilakukan bersama sejumlah IPP untuk proyek pembangkit yang sudah berkontrak dan terkonstruksi agar jadwal COD bisa dimundurkan serta mengurangi Availability Factor (AF) pembangkit.
"Kita melakukan konsultasi bisnis bersama IPP. (ada) 34 proyek IPP, sudah tercapai kesepakatan 14 proyek," ujar Bob kepada Kontan, September lalu.
Kendati demikian, Bob masih belum bisa merinci lebih jauh proyek pembangkit mana saja yang masuk dalam rencana renegosiasi ini. Yang terang, proyek yang tengah di renegosiasi yakni proyek yang bakal COD atau beroperasi dalam kurun waktu 3 tahun ke depan.
"Kami targetkan sampai akhir tahun ini bisa diselesaikan," pungkas Bob.
Selanjutnya: Perpanjangan kebijakan DP 0% KPR dan KKB akan ungkit permintaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News