Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberlakuan PPKM Darurat disebut dapat turut berpengaruh terhadap kegiatan manufaktur otomotif di tanah air. Tak menutup kemungkinan, kondisi ini juga dapat menghambat laju kinerja ekspor karena terhambatnya aktivitas produksi di pabrikan.
Chief Operating Officer, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo mengiyakan hal tersebut. Dia berujar, kebijakan PPKM darurat turut berdampak terhadap aktivitas perusahaan, baik kegiatan produksi di pabrikan maupun aktivitas karyawan di kantor mereka yang berlokasi di Jakarta.
"Pasti berpengaruh, kami kan juga selalu jaga protokol kesehatan (prokes), kan pabrik ini juga kami mengikuti prokes dan kami juga selalu waspada bagi mereka yang positif Covid-19, sama halnya dengan kantor di Jakarta yang sekarang work from home (WFH) semua," kata Santiko saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/7).
Meskipun begitu, Santiko sendiri tidak bicara banyak menyoal potensi penurunan kinerja ekspor akibat penerapan PPKM darurat. Yang terang dia bilang bahwa pihaknya akan tetap mengutamakan kesehatan para karyawan. Sehingga prokes ketat pun senantiasa dijalankan, terutama di area pabrik agar kegiatan produksi tetap bisa berjalan maksimal. "Kalau kami pada sakit pabrik kan tidak bisa WFH," kata dia.
Tidak ada strategi khusus yang dijalankan HMSI untuk menggenjot kinerja ekspor di tahun ini. Santiko bilang, yang terpenting saat ini adalah bekerja secara aman dan tetap mengutamakan kesehatan para karyawan di tengah kondisi pandemi yang belum juga membaik.
Baca Juga: Simak upaya Toyota Manufacturing Motor Indonesia genjot kinerja ekspor tahun ini
"Kami melakukan kerja safe itu salah satu caranya. Itupun gak bisa back up 100%, karena keselamatan tetap nomor satu, itu sesuai arahan dari pemerintah karena kesehatan itu nomor satu," jelas Santiko.
Adapun, hingga Juni tahun ini HMSI berhasil menorehkan kinerja ekspor yang cukup memuaskan dengan membukukan penjualan ekspor sekitar 2.040 unit. Torehan tersebut tumbuh signifikan 237,19% dari realisasi di tahun 2020 sekitar 605 unit.
"Kalau kami lihat dari Januari-Juni 2021 penjualan untuk ekspor cukup naik signifikan. Naiknya cukup besar karena memang kan waktu itu semester pertama 2020 cukup terpukul Covid-19," bebernya,
Dia memaparkan, pertumbuhan positif yang ditorehkan HMSI utamanya didorong oleh meningkatnya pasar ekspor ke negara Filipina dan Vietman. Di mana, pada Januari-Juni tahun lalu penjualan ke Filipina hanya sekitar 500 unit sedangkan di periode yang sama tahun ini sekitar 1.500 unit atau naik tiga kali lipat.
"Vietnam tahun lalu itu boleh dibilang gak ada pembelian, tahun ini sudah ada pembelian sekitar 500 unit jadi itu yang sangat berpengaruh," papar Santiko.
Sehingga di tahun ini HMSI pun membidik penjualan ekspor sekitar 2.700 unit atau serupa dengan pencapaian perusahaan pada tahun 2019. Hal itu diharapkan dapat tercapai terlebih apabila kedua negara tujuan ekspor tersebut tidak terdampak pandemi Covid-19 seperti di tahun lalu.
"Targetnya sekitar sama kayak 2019 dan kalau dilihat hingga paruh pertama 2021 masih on track dengan target yang dibidik. Mudah-mudahan Filipina dan Vietnam gak kena imbas Covid-19 lagi," pungkasnya.
Selanjutnya: Gaikindo: Ekspor mobil Indonesia dipengaruhi situasi dan kondisi negara tujuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News