kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.794   76,00   0,45%
  • IDX 6.280   312,03   5,23%
  • KOMPAS100 897   53,71   6,37%
  • LQ45 709   39,61   5,92%
  • ISSI 194   8,41   4,53%
  • IDX30 374   20,80   5,89%
  • IDXHIDIV20 452   20,46   4,74%
  • IDX80 102   6,00   6,27%
  • IDXV30 107   5,36   5,28%
  • IDXQ30 124   5,83   4,95%

Hiptasi: Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat Tembus 12 Juta


Kamis, 30 November 2023 / 19:23 WIB
Hiptasi: Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat Tembus 12 Juta
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan kaca gedung perkantoran di Jakarta, Selasa (13/6/2023). Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat sebanyak 55,88 juta orang terdaftar dalam kepesertaan BPJamsostek hingga April 2023. Jumlah tenaga kerja aktif BPJamsostek secara total sebanyak 36.390.676 orang. Kepesertaan aktif ini terdiri dari penerima upah, bukan penerima upah, dan jasa konstruksi./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/06/2023.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan tenaga kerja konstruksi tersertifikasi dan kompeten di Indonesia mencapai 12 juta orang.

Ketua Dewan Pengurus Pusat Himpunan Profesi Tenaga Konstruksi (DPP HIPTASI) Hengki Hamino mengatakan, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Indonesia baru bisa mencetak tenaga kerja konstruksi tersertifikasi sekitar 720.000 orang.

Oleh karena itu, ada gap yang besar antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja konstruksi. Padahal sektor konstruksi menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional.

Menurutnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui digitalisasi pendaftaran, ujian kompetensi hingga penerbitan sertifikat kompetensi tenaga kerja konstruksi.

Baca Juga: Pembangunan IKN Akan Berdampak Besar Terhadap Sektor Logistik Pelabuhan

"Melalui digitalisasi kita harapannya bisa menjangkau kecepatan (sertifikasi profesi) di sektor konstruksi hingga di atas 60 persen," ujar Hengki dalam seminar bertema Akselerasi dan Optimalisasi Proses Sertifikasi Kompetensi Kerja Melalui Teknologi Digital di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Lanjutnya, salah satu pemicu lambannya pertumbuhan tenaga kerja tersertifikasi di sektor jasa konstruksi adalah implementasi digitalisasi yang terlambat dan budaya tenaga kerja yang biasa bekerja manual.

Untuk itu, HIPTASI tengah mengembangkan dua platform digital untuk mempermudah sertifikasi kompetensi tenaga kerja konstruksi.

"Di sini kita berkolaborasi dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang nantinya terkoneksi dengan sistem di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," imbuh Hengki.

Baca Juga: Koka Indonesia Membidik Proyek Konstruksi di Nusa Tenggara Barat

Ketua LSP HIPTASI Multi Konstruksi Robert Purba Mangapul Sianipar menambahkan, digitalisasi sertifikasi menjadi salah satu keharusan pada era revolusi industri 4.0.

"Dengan memanfaatkan teknologi, proses sertifikasi untuk mencetak tenaga kerja yang kompeten akan lebih efisien, efektif dan akurat. Di sisi lain kualitas dan mutunya juga bisa terjamin," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat Tembus 12 Juta"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×