kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Holding BUMN baterai buka opsi bentuk 5-6 joint venture


Kamis, 20 Mei 2021 / 20:16 WIB
Holding BUMN baterai buka opsi bentuk 5-6 joint venture
ILUSTRASI. Pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC), holding baterai


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Battery Corporation (IBC) mencari mitra strategis dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan berbasis listrik (KBL). 

Holding BUMN baterai yang terdiri dari Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina, PT PLN dan PT Aneka Tambang (Antam) itu bakal membentuk, sedikitnya 5 hingga 6 perusahaan patungan atau joint venture.

Rencana ini disampaikan oleh Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik atawa Electric Vehicle (EV) Battery Agus Tjahajana Wirakusuma dalam diskusi panel virtual bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekosistem Battery, Electric Vehicle, dan Solar PV Rooftop di Indonesia’ pada Kamis (20/5).

Ia menjelaskan, setiap tahapan produksi baterai KBL dari tingkat hulu ke hilir perlu dilakukan di pabrik yang berbeda.

“Jadi bisa dibayangkan dari nikel ore ke nikel kobalt sulfat ada 1 pabrik jadinya 1 joint venture. Nanti masuk ke battery precursor, ada 1 joint venture lagi terus ke katoda bisa 1 joint venture. Kemudian untuk battery cell akan 1 joint venture, dan ke pack juga 1 joint venture lagi,” terang Agus, hari ini (20/5).

Baca Juga: Kemenperin dukung keberlangsungan investasi untuk kendaraan listrik di Indonesia

Setidaknya ada 3 ambisi yang ingin dikejar IBC di tahun 2025 mendatang. Pertama, menjadi produsen nikel sulfat global dengan produksi tahunan 50-100 kton untuk melayani ekspor global dan permintaan lokal.

Kedua,memanfaatkan hulu untuk membangun rantai nilai tengah dan hilir yang kuat serta menjadi produsen prekursor dan katoda global dengan output tahunan 120-240 kton untuk diekspor dan digunakan secara lokal. Ketiga, menjadi pemain regional untuk sel baterai dan pusat manufaktur electric vehicle di Asia Tenggara.

Agus menyadari, ambisi ini bukannya tanpa tantangan, sebab pasar kendaraan listrik masih belum besar.

“Jadi oleh karena itu kalau hilirnya belum, kami akan turun sedikit ke material antara, katoda. Kalau masih kelebihan juga, kami akan main di hulu,” terang Agus.

Perihal pencarian mitra, dia menerangkan bahwa pihaknya telah melakukan penjajakan kerja sama ke sebanyak 11 perusahaan baterai global. Agus bilang, penjajakan ke sebagian perusahaan baterai tersebut berlanjut hingga sekarang. 

Selanjutnya: Kerja sama BUMN dengan Konsorsium LG siap bangun industri baterai di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×