kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Honeywell Indonesia menyebut potensi bisnis di sektor migas menjanjikan


Rabu, 28 November 2018 / 16:40 WIB
Honeywell Indonesia menyebut potensi bisnis di sektor migas menjanjikan
ILUSTRASI. Honeywell Pacu Bisnisnya di Indonesia


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan multinasional yang bergerak di bidang solusi Honeywell Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu sumber bisnisnya. Sekedar tahu ada empat lini utama bisnis Honeywell yakni aerospace, home and building technologies, performance materials and technology (PMT), serta safety and productivity solutions (SPS).

Corporate Communications Honeywell Indonesia Anton Susanto menjelaskan, saat ini lini bisnis di PMT menjadi salah satu yang paling berkontribusi. "Khususnya di sektor migas," katanya pada Rabu (28/11).

Sementara itu Anton menjelaskan aerospace menjadi sektor yang dalam waktu dekat paling potensial. Maklum, di Indonesia Honeywell menjadi perusahaan yang menyediakan mesin pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia.

Kemudian, potensi ke depannya adalah bagaimana penerapan perangkat lunak pada sistem penerbangan komersial di Indonesia. Adanya perangkat lunak yang diinovasi Honeywell diklaim bisa membuat penerbangan lebih efisien. "Airnav jadi potensi," kata Anton.

Adapun yang menjadi sorotan Honeywell bahwa sebetulnya dengan pemanfaatan perangkat lunak, pemanfaatan landasan terbang bisa lebih maksimal. "Pesawat bisa terbang atau mendarat tanpa menunggu lebih lama pada pesawat yang mendarat atau terbang di depannya," tambahnya.

Soal pertumbuhan, tren pertumbuhan bisnis Honeywell Indonesia tidak berbeda jauh dengan tren Honewell secara global. Di 2017 perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan dari US$ 39,3 miliar di 2016 menjadi US$ 40,5 miliar. Sektor aerospace menyumbang US$ 14,8 miliar, home and building technologies US$ 9,8 miliar, PMT US$ 10,3 miliar, SPS US$ 5,6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×