kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Hore, Pindad sudah bisa bikin ventilator buat pasien corona, kerjasama dengan UI


Selasa, 21 April 2020 / 14:03 WIB
Hore, Pindad sudah bisa bikin ventilator buat pasien corona, kerjasama dengan UI
ILUSTRASI. Direktur Utama, Abraham Mose (kiri) memperkenalkan ventilator padasaat menerima kunjungan kerja Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti Senin (20/4).


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - PT Pindad (Persero) menyatakan pihaknya sudah mampu memproduksi peralatan medis yang saat ini sangat dibutuhkan untuk menangani pasien yang positif terpapar virus corona Covid-19

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose memperkenalkan ventilator tersebut padasaat menerima kunjungan kerja Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti (20/4). 

La Nyalla menyebut harga ventilator yang ditawarkan oleh Pindad ini bisa jauh di bawah harga produk ventilator impor.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Ventilator Buatan Pindad dari Harga 10 sampai 100 Juta Rupiah *) Ketua DPD dan Senator Jabar Desak Pemerintah Segera Produksi Massal BANDUNG - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendesak pemerintah pusat untuk segera menugaskan PT Pindad Persero memproduksi massal alat bantu pernafasan atau ventilator yang sangat dibutuhkan oleh rumah sakit di seluruh Indonesia, terutama rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Mengingat harga yang sangat murah bila dibanding produk impor. Demikian dikatakan LaNyalla dalam kunjungan kerjanya ke kantor pusat PT Pindad Persero di Bandung. Dalam kunjungannya, LaNyalla juga didampingi Senator dari daerah pemilihan Jawa Barat, Oni Suwarman dan Eni Sumarni. Sementara dari PT Pindad Persero tampak hadir Direktur Utama Abraham Mose dan Direktur Utama PT Pindad Enjiniring Indonesia, Sena Maulana serta jajaran direksi Pindad Medika Utama. “Harga yang ditawarkan Pindad jauh di bawah harga produk impor. Dan komponen bahan bakunya, 100 persen lokal. Bayangkan harga produk impor sekarang bisa mencapai 900 juta hingga 1 milyar rupiah. Sementara Pindad bisa buat dari yang paling sederhana di angka 10 juta rupiah hingga yang paling mahal di angka 100 juta rupiah. Saya rasa, kalau pemerintah serius dalam penanggulangan Covid-19, segera tugaskan Pindad untuk produksi massal, dan distribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia,” tandas LaNyalla, Senin (20/4/2020). Perlu diketahui, PT Pindad Persero telah menyiapkan dua produk ventilator. Yang pertama, Ventilator Resusitator Manual (VRM) dan serta dua type Ventilator Covent-20. Yakni type CPAP (oksigen terapi) dan type CMV (pasien gagal nafas). Untuk VRM dipatok di harga Rp. 10 juta. Sedangkan Covent-20 CPAP di kisaran Rp. 60 juta dan Covent-20 CMV di angka Rp. 100 juta. Dijelaskan Direktur Utama PT Pindad Persero Abraham Mose, untuk type VRM murni hasil kreasi Pindad. Sedangkan Covent-20, hasil kerjasama PT Pindad dengan Universitas Indonesia. “Untuk type Covent-20 cocok digunakan untuk pra-rumah sakit, intra-rumah sakit, antar-rumah sakit, dan transportasi atau mobile,” paparnya saat menerima Ketua dan Senator DPD RI di kantor pusat PT Pindad Persero. #dpdri

A post shared by Senator Indonesia - DPD RI (@dpdri) on


Selain itu komponen bahan bakunya, 100% lokal. "Bayangkan harga produk impor sekarang bisa mencapai Rp 900 juta hingga Rp 1 miliar, sementara Pindad bisa membuat dari yang paling sederhana seharga Rp 10 juta hingga yang paling mahal di angka Rp 100 juta," katanya La Nyalla seperti dikutip dari pernyataan resmi DPD RI.

Baca Juga: Menteri BUMN Eric Tohir: BUMN tidak memproduksi APD dan ventilator

Karena itu, kalau memang pemerintah serius dalam penanggulangan virus corona Covid-19, La Nyalla meminta agar pemerintah segera menugaskan PT Pindad untuk memproduksi massal ventilator tersebut, dan mendistribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia. 

SELANJUTNYA>>>



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×