kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Hotel di Bali sumringah selama acara IMF World Bank 2018


Selasa, 09 Oktober 2018 / 20:59 WIB
Hotel di Bali sumringah selama acara IMF World Bank 2018
ILUSTRASI. Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perhotelan di Bali mendapatkan berkah dengan adanya IMF-World Bank Annual Meeting 2018. Secara langung, pertemuan tersebut memberi berkah bagi 70 hotel di daerah Nusa Dua, Benoa, dan Sawangan atau yang disebut Segitiga Emas atau Golden Triangle.

Ricky Putra, Chairman Bali Hotel Association menyebutkan bahwa bulan Oktober memang masih disebut sebagai high season di Bali dengan rata-rata tingkat okupansi 70%-75%. Namun, dengan pertemuan IMF-World Bank ini tingkat okupansi meningkat 10%-15%. "Minimal okupansinya 85%-90%," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/10).

Ia melanjutkan untuk daerah Nusa Dua sendiri tingkat okupansinya bahkan bisa mencapai 95% karena ada tiga hotel yang telah di pesan selama sebulan penuh pada Oktober ini yaitu, Nusa Dua Beach Hotel, The Westin, dan BNDCC.

Sejatinya, selain ada 70 hotel yang terkena dampak langsung, banyak juga yang terkena efek tidak langsung. Biasanya, turis atau peserta pertemuan yang tidak tertampung di kawasan segitiga emas tersebut akan lari ke daerah Jimbaran, Kuta, dan Sanur. Bila di segitiga emas yang terkena efek hotal bintang empat dan lima, maka di luar kawasan itu seluruh tingkatan hote.

Faktor inilah yang membuat pihaknya berani memproyeksi rata-rata pertumbuhan pendapatan hotel di Bali selama ajang tersebut bisa melesat 40%-50% dari bulan biasanya.

Ia bilang BI juga pernah bila pertemuan ini akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD), pajak, dan konsumsi dari masing-masing hotel sehingga pertumubuhan ekonomi di Bali bisa tumbuh menjadi 6,4% dari sebelumnya 5,1%.

Rainier H. Daulay, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga senada. "Untuk pendapatan perhotelan dan restoran akan tumbuh sekitar 10%-15%," tambahnya.

Berdasarkan pemberitaan kontan.co.id sebelumnya, dari Bappenas menyebutkan bahwa dari sisi dampak langsung pengeluaran peserta IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Bappenas memperkirakan angkanya mencapai Rp 943,5 miliar. Pengeluaran terbesar diperkirakan adalah dari akomodasi yang mencapai Rp 569,9 miliar, diikuti makanan dan minuman sebesar Rp 190,5 miliar, transportasi Rp 36,1 miliar, hiburan sebesar Rp 57 miliar, dan souvenir Rp 90,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×