kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

Hotel Sahid Ubah Strategi Segmen Pasar, Andalkan Korporasi & Komunitas di Semester II


Selasa, 29 Juli 2025 / 19:23 WIB
Hotel Sahid Ubah Strategi Segmen Pasar, Andalkan Korporasi & Komunitas di Semester II
ILUSTRASI. Hotel Grand Sahid Jaya yang dikelola PT Hotel Sahid Jaya International Tbk SHID di jalan Jenderal Sudrman Jakarta Pusat. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID), pengelola jaringan Sahid Hotels & Resorts, melakukan penyesuaian strategi pasar secara signifikan tahun ini guna menghadapi tantangan perlambatan ekonomi dan melemahnya permintaan dari segmen pemerintah. 

Langkah ini diambil untuk menjaga kinerja operasional di tengah tekanan daya beli dan pemangkasan anggaran belanja perjalanan dinas.

President Director Sahid Hotels & Resorts, Hariyadi Sukamdani, mengatakan bahwa semester I 2025 berjalan relatif berat bagi industri perhotelan nasional, termasuk Sahid, seiring dengan banyaknya pembatalan dari segmen pemerintah. Namun, manajemen optimistis tren akan membaik di paruh kedua tahun ini.

“Semester I itu banyak sekali cancellation dari pemerintah. Di semester II ini insya Allah mulai ada peningkatan, meskipun tidak signifikan. Tapi kami tutup dengan kontribusi dari segmen korporasi dan komunitas yang cukup lumayan,” ujar Hariyadi kepada KONTAN, Selasa (29/7/2025).

Baca Juga: BEI Pantau Ketat Saham Cipta Selera (CSMI) dan Hotel Sahid (SHID), Ini Sebabnya

Untuk menjawab tantangan tersebut, SHID secara agresif mengubah komposisi pasar. Jika pada 2024 segmen pemerintah dan MICE menyumbang hingga 72,5% dari total pasar, tahun ini porsinya dipangkas drastis menjadi hanya 35,8%. Sebagai gantinya, SHID mendorong segmen ritel naik dari 16,6% menjadi 41,6%. Segmen korporasi juga diperbesar menjadi 20,4%, naik dari 9,4% tahun lalu. Sementara segmen travel agent mengalami kenaikan tipis menjadi 2,2%.

Menurut Hariyadi, Sahid kini lebih fokus menyasar pasar non-pemerintah, seperti korporasi, komunitas, wisatawan individu (FIT), dan grup wisata skala kecil. Selain itu, SHID juga mulai menggencarkan aktivitas berbasis event, termasuk konser skala terbatas, sebagai bagian dari strategi menarik trafik tambahan. 

“Tahun ini kami akan adakan dua konser, salah satunya tribute Glenn Fredly dengan teknologi hologram dan juga konser Beatles dari JBLUG,” ujarnya.

Meskipun belum merilis laporan keuangan semester I-2025, Hariyadi mengakui bahwa kinerja secara umum masih menurun dibanding tahun sebelumnya, baik dari sisi pendapatan maupun tingkat hunian (occupancy). 

Baca Juga: PHRI Sambut Pelonggaran Kegiatan Pemda di Hotel, Okupansi Diprediksi Meningkat

“Penurunan ada, tapi tidak terlalu dalam. Okupansi otomatis turun dibanding tahun lalu, tapi di semester II ini sudah mulai membaik,” katanya.

Dari sisi investasi, SHID belum berencana membuka hotel baru dalam waktu dekat. Fokus tahun ini adalah menyelesaikan renovasi 78 kamar yang tengah berjalan di salah satu properti utama. 

“Capex terbesar tahun ini masih untuk renovasi kamar. Total nilainya saya harus cek lagi, tapi secara umum fokus kami memang di penyelesaian proyek renovasi,” jelas Hariyadi.

Sebelumnya, sepanjang 2024, SHID mencatat pertumbuhan pendapatan 17,18% secara tahunan menjadi Rp155,9 miliar, ditopang oleh kontribusi dari lini bisnis food and beverage (61%) dan kamar (32%). Tarif kamar rata-rata Grand Sahid Jaya juga naik 3,6% (YoY) dengan tingkat hunian meningkat 2,12%.

Dengan strategi penyesuaian segmen dan dorongan dari pasar non-pemerintah, manajemen SHID menargetkan pendapatan tahun ini bisa mencapai Rp160 miliar, naik tipis dibanding tahun lalu.

Baca Juga: Gelar RUPST, Hotel Sahid Jaya International (SHID) Angkat Pengurus Baru

Selanjutnya: Bahlil: Koperasi Merah Putih Tak Bisa Kelola Sumur Minyak Rakyat, Ini Alasannya

Menarik Dibaca: Bruce Willis Alami Demensia Frontotemporal yang Bikin Tak Bisa Bicara, Apa itu FTD?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×