kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hujan Ekstrim, Petani Sebut Produktivitas Cabai Turun 20%


Senin, 06 Maret 2023 / 12:18 WIB
Hujan Ekstrim, Petani Sebut Produktivitas Cabai Turun 20%
ILUSTRASI. Hujan ekstrem yang terjadi belakangan ini berdampak pada penurunan hasil panen cabai. ANTARAFOTO/Dedhez Anggara/foc.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hujan ekstrem yang terjadi belakangan ini berdampak pada penurunan hasil panen cabai di berbagai daerah sentral produksi cabai. 

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mandro Atmojo mengatakan, penurunan produktivitas cabai pada musim hujan ekstrem setiap tahunnya mencapai 20%. 

"Terjadi kegagalan di angka 20% bisa lebih, tahun ini juga begitu. Dan ini memang biasa terprediksi pada bulan Desember-Februari saat hujan ekstrem," kata Tunov saat di jumpai di Pasar Kramat Jati, Senin (6/3). 

Hal ini juga yang menurutnya turut meningkatkan harga cabai di pasaran. Ia mengatakan pada musim hujan ekstrem banyak petani yang tidak dapat melakukan pemetikan atau panen cabai. 

Baca Juga: Kementan Pasok 25 Truk Bawang Merah dan 5 Truk Cabai ke Pasar Induk Kramat Jati

"Metiknya per tiga hari tapi kalau hujan datang tidak bisa kita prediksi, tidak bisa kita jadwalkan, ini yang menyebabkan fluktuasi harganya," tambah Tunov. 

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk meminimalisir gagal panen saat cuaca ekstrem. 

Pada masa - masa musim hujan saat ini, di Kementerian Pertanian telah menyediakan alat pengering untuk memastikan kualitas hasil produksi panen. 

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan pertanian modern dengan menerapkan digitalisasi yang memungkinkan dapat memprediksi waktu panen yang sesuai di berbagai musim. 

Meski demikian ia mengatakan bahwa penerapan teknologi untuk mengantisipasi cuaca ekstrem memang masih belum masif karena baru dimulai. 

Baca Juga: Pastikan Stok Aman, Pemerintah Lepas 175 Ton Bawang Merah ke Pasar Induk Kramat Jati

Ia mengatakan untuk mengatasi perubahan cuaca diperlukan waktu yang cukup untuk mengatasinya. Terlebih, Indonesia memiliki luasan lahan pertanian yang cukup besar. 

"Jadi tidak semudah hanya memerintah saja, membutuhkan berbagai hal," ungkap Mentan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×