Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Sementara wilayah timur bagian utara bisa dikembangkan dari Bontang ke Gorontalo, Manado, dan Ternate. dan bagian tengah, Bontang bisa diarahkan ke Makassar, Ambon dan Pomala. Melalui peta tersebut, Theo melihat wilayah Timur Indonesia memerlukan tiga kapal lagi ditambah dengan satu kapal cadangan.
Sementara di bagian barat, ada beberapa tujuan yang sedang mereka antisipasi yakni pangkalan Boon, Pontianak, Belitung dan Nias. "Proyek sudah kelihatan tapi kapan terjadinya itu di luar kontrol kami. Itu akan tergantung kondisi makro nasional," kata Theo.
Sementara sepanjang tahun 2016 ini, hanya berhasil menambah tiga kapal dengan total invetasi US$ 36 juta. Padahal sebelumnya, perusahaan ini berencana menambah 15 kapal dengan investasi US$ 154 juta, namun tidak terealisasi seluruhnya karena banyak tender yang mereka incar mundur.
Kapal pertama adalah LNG Triputra yang akan mensupport PT Pelindo Energy Logistik untuk pengiriman LNG dari Bontang ke Benoa. Kapal ini beroperasi sejak April 2016 dengan masa kontrak 7 tahun. Nilai investasinya mencapai US$ 20 juta.
Lalu kapal kedua Griya Melayu senilai US$ 3,5 juta yang dioperasikan untuk mendukung angkutan methanol dari Bontang ke seluruh wilayah Indonesia. Masa kontrak proyek ini mencapai lima tahun. Sedangkan kapal ketiga adalah Griya cirebon senilai US$ 12,5 juta yang dipakai untuk mengangkut minyak mentah dari refinery Pertamina ke KKKS Migas dengan kontrak satu tahun.
Dengan tambahan tiga kapal tersebut, HITS memperkirakan pendapatan perusahaan tahun ini akan mencapai US$ 70,44 juta atau tumbuh 35% dari tahun sebelumnya. Sementara laba komprehensif diprediksi akan tumbuh 218% menjadi US$ 7,3 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News