kontan.co.id
banner langganan top
Minggu, 4 Mei 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

IATA sosialisasikan bahaya baterai lithium


Senin, 14 November 2016 / 23:35 WIB
IATA sosialisasikan bahaya baterai lithium


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Menyusul terjadinya sejumlah kasus terbakarnya baterai berjenis ion lithium pada beberapa penerbangan, International Air Transport Association (IATA) secara marathon terus menggelar sosialisasi terhadap bahayanya pengangkutan pengiriman baterai jenis ion lithium melalui angkutan udara ke sejumlah negara, salah satunya Indonesia.

Di Indonesia, IATA menggandeng Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti sebagai partner untuk menyosialisasikan penanganan produk yang masuk dalam kategori barang berbahaya melalui lokakarya bertajuk ”IATA Dangerous Goods Workshop” pada Senin, 14/11.

Direktur LPMTL STMT Trisakti, Salahudin Rafi mengatakan, workshop IATA terkait penanganan baterai berjenis ion lithium dalam penerbangan sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Hal tersebut mengingat saat ini belum ada regulasi nasional yang mengatur akan hal tersebut, sementara sejumlah negara telah ada yang menerapkan pelarangan terhadap pengiriman baterai berjenis ion lithium melalui jalur udara.

”Jika memang mendesak dan sangat diperlukan dengan alasan keselamatan penerbangan, sangat memungkinkan untuk direkomendasikannya penyesuaian maupun pembaruan regulasi penerbangan terkait hal ini kepada pemerintah,” imbuh Rafi.

Acara workshop yang diikuti oleh ratusan praktisi industri penerbangan itu merupakan refresh dan fase lanjutan dari kursus pelatihan dan penanganan kiriman barang berbahaya melalui mode udara (dangerous goods carried by air) yang digelar oleh IATA di sejumlah negara.

Sebagaimana diketahui, sebuah panel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui larangan sementara pengiriman kargo dengan muatan baterai lithium isi ulang pada pesawat penumpang. Baterai lithium diduga dapat menyulut api dengan cepat sehingga dapat menghancurkan pesawat.

Keputusan Dewan Tingkat Atas Organisasi Penerbangan Sipil International (ICAO) yang berbasis di Montreal, Kanada, yang dirilis beberapa waktu lalu itu memang tidak mengikat. Namun, sebagian besar negara mengikuti standar tersebut sehingga larangan berlaku efektif pada 1 April 2016.

Baterai ion lithium digunakan dalam perangkat produk, seperti ponsel, laptop, dan mobil listrik. Sekitar 5,4 miliar sel ion lithium diproduksi di seluruh dunia pada 2014. Sebuah baterai terdiri atas dua atau lebih sel. Mayoritas baterai diangkut dengan kapal kargo tetapi sekitar 30% dikirim melalui udara. Maskapai penerbangan ke dan dari Amerika Serikat yang menerima pengirim an baterai lithium membawa 26 juta penumpang per tahun menurut estimasi Badan Penerbangan Sipil (FAA).

Otoritas penerbangan telah lama mengetahui baterai itu dapat menyala dengan sendirinya dan bisa menciptakan kebakaran yang lebih panas dari 593 derajat celsius. Masalah keamanan meningkat setelah uji coba FAA menunjukkan gas yang dikeluarkan baterai yang terlalu panas dapat bertambah besar di kargo kontainer dan memicu ledakan yang mampu melumpuhkan sistem pengendali kebakaran pesawat. Itu juga bisa membuat kebakaran tak terkendali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×