Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya masih belum dapat merealisasikan akuisisi 5% saham di pabrik sel baterai milik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power. Pabrik yang dikenal dengan kode nama Omega tersebut berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Menurut Toto, rencana IBC untuk bergabung dalam konsorsium yang melibatkan LG Energy Solution (LGES) dan Hyundai Motor Group masih mengalami kendala. Penyebabnya adalah dokumen yang diperlukan untuk proses valuasi perusahaan belum sepenuhnya diberikan oleh pihak LGES.
"Kenapa kami belum bisa eksekusi ini, jadi dari sisi LGES-nya sendiri, dokumen-dokumen yang kita perlukan untuk valuasi dari perusahaan ini kami tidak diberikan secara utuh dari mereka sehingga kami tidak bisa melakukan masuk ke 5% kita di [proyek] Omega ini," kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Senin (17/2).
Toto juga mengungkapkan IBC sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) serta perjanjian transaksi awal atau head of agreement (HoA) terkait rencana akuisisi saham HLI Green Power.
Baca Juga: IBC Berubah Menjadi New Energy Materials Investment Holding
"Jadi ini yang kami laporkan konsisten, kami akan terbuka saja, waktu itu yang kita rencanakan apa, terus realisasinya seperti apa," ujarnya.
Selain proyek Omega, Toto juga menjelaskan perkembangan proyek Dragon, yang merupakan proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) dari hulu ke hilir bersama Ningbo Contemporary Brunp Legend Co. Ltd. (CBL), anak usaha dari Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).
Saat ini, CATL merupakan produsen terbesar baterai kendaraan listrik di dunia dengan pangsa pasar hampir 38%. Adapun dalam proyek Antam-CBL, terdapat tiga joint venture (JV), yaitu:
Mining Project (PT SDA) dengan kepemilikan Antam sebesar 51%.
Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) & Industrial Park Project (PT FHT) di mana Antam memegang 40% saham.
HPAL Project, dengan Antam memiliki porsi kepemilikan 30%.
Sementara itu, proyek IBC-CBL mencakup tiga JV lainnya, yaitu:
Battery Material Project dengan kepemilikan IBC sebesar 30%.
Battery Cell Project, di mana IBC memegang 30% saham.
Battery Recycling Project dengan porsi IBC sebesar 40%.
"Jadi setelah dari HPAL-nya Antam, ada baterai materials, baterai materials itu merubah dari yang HPAL itu menjadi calon baterai dan juga katoda. Nah setelah baterai materials itu masuk ke baterai sel yang 15 gWh, 15 gWh itu kapasitas cukup mungkin untuk secara jumlah mobil, hampir 120.000-130.000 kendaraan EV per tahun," pungkas Toto.
Baca Juga: IBC Ungkap Kendala Gabung ke Konsorsium Pabrik Baterai Hyundai-LG
Selanjutnya: Terungkap! Kenapa Harga Mobil China Bisa Murah? Ini Penjelasan Jaecoo
Menarik Dibaca: Indonesia jadi Tuan Rumah Asia Land Forum, Ini Masalah yang Dibahas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News