Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menyatakan pihaknya memiliki kesempatan untuk bergabung dalam kepemilikan pabrik sel baterai kendaraan listrik yang dikelola oleh konsorsium LG Energy Solution (LG ES) dan Hyundai Motor Group di Karawang, Jawa Barat.
Namun, rencana ini belum dapat direalisasikan karena belum terpenuhinya dokumen yang diperlukan untuk proses valuasi perusahaan. Padahal, IBC berpeluang untuk mengakuisisi 5% saham dari pabrik tersebut.
"Kenapa kami belum bisa eksekusi ini? Jadi dari sisi LG ES nya sendiri, dokumen-dokumen yang kita perlukan untuk valuasi dari perusahaan ini kami tidak diberikan secara utuh dari mereka, sehingga kami tidak bisa melakukan masuk ke 5% kita di [proyek] Omega ini," kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2).
Toto juga mengungkapkan sebelumnya telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Head of Agreement (HoA) terkait rencana akuisisi saham tersebut.
Baca Juga: Korsel Hentikan Produksi, Begini Penjualan Hyundai Ioniq 5 di Indonesia
"Jadi ini yang kami laporkan konsisten, kami akan terbuka saja, waktu itu yang kita rencanakan apa, terus realisasinya seperti apa," tambahnya.
Sebagai informasi, pabrik sel baterai kendaraan listrik yang dikelola konsorsium LG ES dan Hyundai Motor Group telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (3/7/2024). Pabrik ini menjadi fasilitas produksi baterai terbesar di Asia Tenggara.
Presiden Jokowi pun mengapresiasi komitmen investasi CEO Hyundai Motor Group, Chung Eui-sun, yang memercayakan Indonesia sebagai lokasi pengembangan industri baterai lithium dan kendaraan listrik.
Pembangunan pabrik baterai HLI Green Power ini dilakukan dalam dua tahap dengan total investasi mencapai US$3,2 miliar. Fase pertama yang telah diresmikan menyerap investasi sebesar US$1,2 miliar dan memiliki kapasitas produksi 10 gigawatt hour (GWh).
Sementara itu, fase kedua direncanakan memiliki kapasitas 20 GWh dengan investasi senilai US$2 miliar. Fase ini ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada 2025.
Selanjutnya: Kepala BGN Sebut MBG Investasi SDM Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia
Menarik Dibaca: Mengobati Asam Urat Tanpa Ribet, Bisa Dicoba di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News