CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

ICEF Tegaskan Indonesia Jangan Bersandar pada Pendanaan Luar Negeri Semua


Senin, 18 September 2023 / 16:43 WIB
ICEF Tegaskan Indonesia Jangan Bersandar pada Pendanaan Luar Negeri Semua
ILUSTRASI. Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) Tegaskan Indonesia Jangan Bersandar Pada Pendanaan Luar Negeri Semata. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) menyatakan saat ini pemerintah harus gencar mengimplementasikan langkah inisiatif yang mudah dan cepat (quick win) untuk melakukan transisi energi. Jadi tidak hanya bersandar pada pendanaan luar negeri saja. 

Chairman Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Bambang Brodjonegoro menjelaskan saat ini sudah ada sejumlah skema pendanaan dari luar negeri yang akan membiayai transisi energi di Tanah Air. 

“Tetapi sebaiknya jangan tergantung pada itu (pendanaan dari luar negeri). Indonesia harus secara reaktif menjalakan  quick win yang bisa dilakukan dalam konteks domestik,” ujarnya dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue 2023, di Jakarta, Senin (18/9). 

Baca Juga: Waspada Jebakan Utang, Bambang Brodjonegoro Beri Masukan untuk Pelaksanaan JETP

Eks Menteri Keuangan Periode 2014-2016 ini menyatakan, Indonesia memiliki dua inisiaitif yang mudah dan cepat dicapai, namun saat ini pelaksanaannya kurang maksimal. 

Pertama, program dedieselisasi yakni konversi pembangkit tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit energi terbarukan. 

Dia melihat, program ini merupakan langkah yang bagus karena PLTD masih tersebar di berbagai wilayah bahkan total kapasitasnya lebih dari 3 Gigawatt (GW). Jika kapasitasnya besar, tentu emisi karbon yang diproduksi juga besar. 

“Mengubah yang PLTD kecil-kecil di berbagai tempat dengan EBT seperti surya, angin ini langkah bagus, seperti yang diusulkan dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP),” terangnya. 

Menurutnya dengan dedieselisasi ini, bauran energi bisa meningkat dan produksi emisi karbon bisa berkurang cukup signifikan. 

Solusi cepat kedua ialah program co-firing biomassa. Program pencampuran bahan bakar biomassa dengan batubara di pembangkit tenaga uap (PLTU) minimal mencapai 5% dahulu. 

“Jadi pencampuran batubara jangan 100% lah jadi 95% dulu dengan menggunakan berbagai macam jenis biomassa,” ujarnya. 

Baca Juga: Jokowi Undang Italia untuk Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia

Bambang melihat saat ini antusiasme industri biomassa cukup bagus. Salah satu dampak positifnya ialah melibatkan masyarakat langsung karena penyediaan energi primer bisa diusahakan dari koperasi hingga usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) untuk bahan baku biomassa. 

Sebelumnya, Vice President Bioenergy PLN, Anita Puspita Sari menjelaskan,  bauran biomassa di PLTU milik PLN masih berkisar 1%-3% saja.

“Nantinya dengan target pemanfaatan 10,2 juta ton biomassa, diharapkan rata-rata baurannya bisa mencapai 12% menggantikan batubara di 2025,” ujarnya ketika ditemui di sela acara PLN Nusantara Power Connect 2023 di JCC Senayan, Selasa (12/9). 

Adapun di sepanjang tahun ini, PLN membidik penggunaan 1,08 juta ton biomassa. Berdasarkan data terkini, sampai dengan Agustus 2023, PLN telah memanfaatkan 600.000 ton biomassa di berbagai PLTU yang tersebar di 41 lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×