kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.585   -130,00   -0,79%
  • IDX 6.271   -214,85   -3,31%
  • KOMPAS100 907   -39,76   -4,20%
  • LQ45 704   -27,76   -3,80%
  • ISSI 197   -7,32   -3,58%
  • IDX30 365   -13,68   -3,62%
  • IDXHIDIV20 445   -14,85   -3,23%
  • IDX80 103   -4,03   -3,77%
  • IDXV30 108   -4,81   -4,27%
  • IDXQ30 120   -4,00   -3,23%

IESR: Potensi EBT Indonesia Sampai 333 GW, Paling Tinggi Potensi PLTS


Jumat, 28 Februari 2025 / 11:04 WIB
IESR: Potensi EBT Indonesia Sampai 333 GW, Paling Tinggi Potensi PLTS
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga surya yang dikembangkan PLN Indonesia Power.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kajian terbaru Institute for Essential Services Reform (IESR) teridentifikasi potensi teknis energi terbarukan melimpah yang mencapai lebih dari 3.686 GW (gigawatt).

Adapun, potensi ini dinilai dapat menjadi modal penting untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia di atas 23 persen, bahkan 50 persen pada 2030.

Dalam kajian Unlocking Indonesia’s Renewables Future: The Economic Case of 333 GW of Solar, Wind, and Hydro Projects menunjukkan terdapat 1.500 lokasi yang sesuai untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas lahan (ground-mounted), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di daratan (onshore), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini dan Mikrohidro (PLTM) dengan total potensi teknis energi terbarukan di 1.500 lokasi tersebut sebesar 548,5 GW.
 
Beranjak dari temuan ini, IESR menghitung kelayakan finansial, termasuk menghitung tingkat Equity Internal Rate of Return (EIRR) atau parameter finansial lainnya.

Hasilnya, terdapat 333 GW dari 632 lokasi proyek energi terbarukan skala utilitas yang layak secara finansial, berdasarkan aturan tarif dan struktur pembiayaan proyek (project financing) yang umum dipakai di Indonesia.

Rinciannya adalah kapasitas PLTS ground-mounted sebesar 165,9 GW, PLTB onshore sebesar 167,0 GW dan PLTM sebesar 0,7 GW.
 
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menekankan bahwa meski Indonesia memiliki potensi besar dalam energi surya, angin, dan air, pemanfaatannya masih minim. 

Baca Juga: PLTP Salak Binary Rampung, Kapasitas PLTP Barito Renewables (BREN) Tambah 15,5 MW

Salah satu penyebabnya adalah anggapan rendahnya keandalan surya dan angin akibat sifatnya yang intermiten. Padahal, dengan perkembangan teknologi penyimpan energi (battery energy storage system) dan grid forming inverter surya dan angin dengan potensi teknis 3,4 TW dapat menjadi tulang punggung transisi energi.

“Peralihan ke energi bersih tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga bisa menjadi strategi pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja baru, melalui tumbuhnya manufaktur energi surya dengan adanya permintaan yang meningkat,” jelas Fabby dalam penyerahan laporan teknis di Jakarta, Kamis (27/2).
 
Disisi lain, Koordinator Riset Sosial, Kebijakan dan Ekonomi IESR, Martha Jesica Mendrofa, mengungkapkan bahwa ada enam wilayah unggulan untuk pengembangan energi terbarukan berdasarkan kajian kelayakan ekonomi.

Papua dan Kalimantan menjadi daerah dengan konsentrasi tertinggi untuk pengembangan PLTS. Maluku, Papua, dan Sulawesi Selatan dinilai optimal untuk PLTB. Adapun Sumatera Barat dan Sumatera Utara memiliki potensi terbesar untuk PLTM.
 
Martha menjelaskan bahwa wilayah-wilayah ini memiliki lokasi pengembangan proyek energi terbarukan dengan tingkat Equity Internal Rate of Return (EIRR) yang tinggi, menjadikannya layak secara finansial.

IESR juga menemukan sekitar 61 persen dari 333 GW potensi proyek energi terbarukan, atau sekitar 206 GW, mempunyai tingkat EIRR di atas 10 persen berdasarkan aturan tarif yang berlaku dan struktur project financing yang digunakan dalam kajian.

Kapasitas ini lebih besar dari yang dibutuhkan Indonesia pada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), yang menargetkan sekitar 180 GW PLTS dan PLTB hingga 2060.

Ke depan, potensi proyek energi terbarukan yang layak secara finansial dapat terus meningkat seiring dengan perbaikan regulasi, infrastruktur, serta penurunan capital expenditure (capex).
 
“Pemerintah perlu pula menyiapkan regulasi yang jelas dengan proses perizinan yang efisien. Faktor ini dapat meningkatkan daya tarik proyek energi terbarukan bagi investor,” ungkap Martha. 

Baca Juga: Ekonom: Penjaminan Proyek EBT Memudahkan PLN Cari Pendanaan dengan Bunga Murah
 
Pintoko Aji, Koordinator Riset Kelompok Data dan Pemodelan IESR, yang juga salah satu penulis kajian ini, mengungkapkan bahwa hasil kajian tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi pembuat kebijakan, PLN, lembaga finansial dan pengembang proyek energi terbarukan.
 
IESR mendorong pemerintah untuk mengalokasikan lahan untuk untuk energi terbarukan, mempermudah perizinan, dan menetapkan target spesifik untuk energi terbarukan. Sementara, untuk mengakomodasi integrasi lokasi energi terbarukan dengan potensi keuntungan tinggi, PLN dapat meningkatkan perencanaan serta perluasan jaringan dan reformasi mekanisme pengadaan.

Sedangkan untuk menentukan skala prioritas pengembangan energi terbarukan, IESR mendorong pengembang untuk memprioritaskan proyek dengan potensi keuntungan tinggi dan mengoptimalkan desain serta perencanaan keuangan.

Selain meluncurkan studi potensi kelayakan pembangkit PLTS, PLTB, dan PLTM, IESR juga menyerahkan laporan teknis pra-kelayakan di tiga lokasi spesifik.

Yaitu, satu PLTB Sulawesi Selatan, satu Pump Hydro Energy Storage atau penyimpan daya hidro terpompa Sulawesi Selatan, dan satu PLTS terapung di Kalimantan Selatan

Laporan ini kemudian diserahkan kepada Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM untuk membantu pemerintah menginisiasi proyek ke dalam RUPTL PLN. 

Baca Juga: Airlangga Ungkap Pentingnya Peran Baterai dalam Pengembangan Energi Terbarukan

Selanjutnya: Sritex Group Tutup Permanen, Kemnaker Koordinasi dengan Manajemen Jamin Hak Pekerja

Menarik Dibaca: Xiaomi 15 Ultra Sudah Rilis di China! Usung Kamera Periskop 200MP Super Jernih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×