kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,66   4,33   0.48%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikut Expo 2020 Dubai, pemerintah beberkan potensi industri otomotif dan elektronik


Senin, 25 Oktober 2021 / 11:04 WIB
Ikut Expo 2020 Dubai, pemerintah beberkan potensi industri otomotif dan elektronik
ILUSTRASI. Dirjen ILMATE Kemenperin, Taufiek Bawazier menyatakan Indonesia menargetkan untuk mengembangkan industri komponen utama EV berupa baterai, motor listrik dan inverter.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

Pemerintah Indonesia juga sedang fokus dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Sudah ada beberapa peraturan dan kebijakan yang diterbitkan dalam upaya memberikan kemudahan untuk mendatangkan investor di tanah air.

“Salah satu investasi yang digenjot adalah pengembangan baterai. Sebab, itu merupakan komponen utama dalam electric vehicle (EV), dan Indonesia punya raw material-nya berupa aluminium, tembaga, graphite, nikel, mangan, dan cobalt,” imbuhnya.

Baca Juga: Simak syarat mutlak masuk GIIAS 11-21 November 2021

Menurut Taufiek, Indonesia telah menerapkan peta jalan pengembangan kendaraan listrik melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.

Ia menilai, sangat penting bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia. Sebab, di masa depan diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan EV di dunia. “Indonesia punya target pengembangan komponen utama untuk EV seperti baterai, motor elektrik, dan inverter,” ujarnya.

Sementara itu, pada sektor industri elektronik, pemerintah sedang berupaya meningkatkan jaringan 5G dalam mendukung infrastruktur digitalisasi di Indonesia. Langkah ini juga perlu penguatan ekosistemnya sehingga bisa berdaya saing.

“5G untuk digitalisasi juga diterapkan dalam precision monitoring and control, augmented reality and remote expert, advanced predictive maintenance, remote robot control, manufacturing as a service, dan automated guided vehicle pada industri-industri yang membutuhkan dukungan jaringan 5G,” jelas Taufiek.

Taufiek menyatakan, Kemenperin sudah mendukung pembangunan ekosistem 5G melalui beragam kebijakan strategis, misalnya regulasi terkait konten lokal dan pemberian insentif. Saat ini sudah banyak perusahaan lokal yang berkontribusi untuk setup hardware.

Selain itu, terdapat pula kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan technopark yang didukung oleh vendor domestik.

Namun demikian, upaya tersebut memerlukan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sesuai kebutuhan. Misalnya, keahlian yang berkaitan dengan software, infrastruktur, hardware, dan lainnya.

Baca Juga: Hadirkan inovasi otomotif dari berbagai merk, GIIAS resmi digelar 11-12 November 2021

Oleh karena itu, pemerintah mengundang kepada para investor untuk ambil bagian dalam transformasi 5G dengan menguatkan penerapan industri 4.0 di Indonesia.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×