Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
General Manager Sanken Esmond H Tirtajasa mengatakan, salah satu kunci sukses Sanken adalah terus berinovasi dan menghadirkan jaminan kualitas terbaik. Hal ini sesuai dengan komitmen Sanken menghadirkan produk elektronik berkualitas Jepang dan jargon ‘Idenya Sanken’.
Produsen elektronik yang menyediakan kebutuhan rumah tangga, mulai dari kulkas, dispenser, air conditioner (AC), kipas angin, speaker, sampai televisi (TV) tersebut mampu bertahan hingga 26 tahun. Sanken telah menyerap tenaga kerja lebih dari 1.000 orang.
Esmond mengemukakan, dampak pandemi Covid-19 menuntut setiap pelaku bisnis bertransformasi ke arah digital untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Sanken termasuk yang mengambil langkah inovatif dengan menghadirkan official store di platform e-commerce.
“Guna mengambil peluang di era digital, salah satunya dengan hadir di e-commerce. Hal ini merupakan upaya Sanken memperkuat fondasi sebagai merek produk elektronik tepercaya bagi konsumen. Selain itu, Sanken secara otomatis ikut serta dalam perkembangan ekonomi digital di tanah air,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Kadin Komite Tetap Industri Logam, Mesin, dan Alat Transportasi I Made Dana Tangkas mengatakan, Indonesia harus dapat membangun ekosistem industri otomotif.
Perubahan kegiatan otomotif yang berjalan dari Internal Combustion Engine (ICE) hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) harus memberikan keterbukaan atau kesempatan bagi berbagai stakeholder untuk terlibat.
Baca Juga: Industri otomotif Indonesia berpotensi semakin menderu
Dengan demikian, para pelaku industri tidak hanya lagi bermain dengan prinsipal global seperti Jepang, Korea, China, Amerika, Eropa atau India, melainkan juga ada prinsipal lokal yang mempunyai basis manufaktur di Indonesia.
Hal ini yang perlu dikembangkan dalam ekosistem otomotif di Indonesia sehingga pasar kendaraan tersebut dapat dipenuhi dari dalam negeri dan nantinya juga bisa diekspor ke berbagai negara.
Industri otomotif tetap dipandang sebagai salah satu tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, Indonesia mempunyai peluang terbesar di ASEAN yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan EV dan EV Battery Ecosystem.
“Kita lihat bahwa tantangan ke depan sebenarnya ada pada SDM. Dengan adanya era industri 4.0 dan pandemi Covid-19, maka SDM adalah aset terpenting bagi industri,” pungkas Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News