Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Bila ditelusuri lebih lanjut, penurunan memang hanya terjadi pada sisi penjualan kotor ekspor (sebelum dikurangi retur) yang menyusut 11,45% yoy dari semula Rp 8,05 triliun pada Januari-September 2019 menjadi Rp 7,13 triliun di Januari-September 2020.
Sementara itu, penjualan kotor perusahaan di pasar lokal masih mengalami pertumbuhan 5,55% yoy dari semula Rp 9,91 triliun pada Januari-September 2019 menjadi Rp 10,46 triliun di Januari-September 2020.
Di sisi lain, meski membukukan penurunan pada sisi top line, MYOR masih mampu mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 1,55 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Terus Memperkuat Pasar Ekspor
Bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,09 triliun, perolehan laba bersih MYOR di sembilan bulan pertama tahun ini bertumbuh 42,02% secara yoy.
Meski ditaksir mengalami penurunan mini, pada tahun ini, MYOR optimistis prospek bisnis ke depan akan berjalan lebih baik. Direktur Keuangan PT Mayora Indah Tbk, Hendrik Polisar mengungkapkan, realisasi penjualan perusahaan terus mengalami tren perbaikan sejak kuartal kedua tahun ini. Hal ini tercermin dari tren pertumbuhan secara kuartalan yang dibukukan perusahaan.
“Penjualan di kuartal kedua meningkat 6% sehingga menjadi Rp 5,7 triliun, di kuartal ketiga penjualan perseroan adalah sebesar Rp 6,5 triliun atau meningkat 14% dari kuartal kedua, sedangkan di kuartal keempat diperkirakan akan meningkat kembali menjadi 6,6 triliun,” papar Hendrik pada acara yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News