Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk tidak muluk-muluk dalam memasang target pada tahun ini. Emiten barang konsumer berkode saham “MYOR” tersebut membidik penjualan sebesar Rp 24,2 triliun, turun tipis sekitar 3% dibanding realisasi penjualan tahun lalu yang mencapai Rp 25,02 triliun.
Sementara pada sisi laba, MYOR menargetkan perolehan laba kotor sebesar Rp 7,5 triliun, laba usaha senilai Rp 2,8 triliun, dan laba bersih Rp 2 triliun di sepanjang tahun ini.
Target laba bersih tersebut sedikit lebih besar dibanding perolehan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih MYOR sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp 1,98 triliun.
Direktur Operasional PT Mayora Indah Tbk, Wardhana Atmadja menjelaskan, situasi pandemi Covid-19 sempat membuat para pelanggan perusahaan di luar negeri mengurangi jumlah persediaan stok atau inventory barang di kuartal I dan II tahun ini. Walhasil, penjualan MYOR kepada pelanggan-pelanggan tersebut ikut terdampak.
Baca Juga: Laba Mayora Indah (MYOR) melesat 41,81% kendati penjualan tertekan
“Menurut kami secara overall pendapatan yang menurun di bawah 5%, yaitu hanya 3%, itu sudah kami usahakan sebaik-baiknya untuk melindungi perseroan dari dampak Covid-19,” kata Wardhana dalam paparan publik yang disiarkan secara virtual, Rabu (23/12).
Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, penurunan mini sudah dijumpai pada realisasi kinerja top line perusahaan di sembilan bulan pertama tahun ini.
Tercatat, penjualan bersih perusahaan mengalami penurunan 2,10% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 17,95 triliun pada Januari-September 2019 menjadi Rp 17,58 triliun di Januari-September 2020.
Bila ditelusuri lebih lanjut, penurunan memang hanya terjadi pada sisi penjualan kotor ekspor (sebelum dikurangi retur) yang menyusut 11,45% yoy dari semula Rp 8,05 triliun pada Januari-September 2019 menjadi Rp 7,13 triliun di Januari-September 2020.
Sementara itu, penjualan kotor perusahaan di pasar lokal masih mengalami pertumbuhan 5,55% yoy dari semula Rp 9,91 triliun pada Januari-September 2019 menjadi Rp 10,46 triliun di Januari-September 2020.
Di sisi lain, meski membukukan penurunan pada sisi top line, MYOR masih mampu mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 1,55 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Terus Memperkuat Pasar Ekspor
Bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,09 triliun, perolehan laba bersih MYOR di sembilan bulan pertama tahun ini bertumbuh 42,02% secara yoy.
Meski ditaksir mengalami penurunan mini, pada tahun ini, MYOR optimistis prospek bisnis ke depan akan berjalan lebih baik. Direktur Keuangan PT Mayora Indah Tbk, Hendrik Polisar mengungkapkan, realisasi penjualan perusahaan terus mengalami tren perbaikan sejak kuartal kedua tahun ini. Hal ini tercermin dari tren pertumbuhan secara kuartalan yang dibukukan perusahaan.
“Penjualan di kuartal kedua meningkat 6% sehingga menjadi Rp 5,7 triliun, di kuartal ketiga penjualan perseroan adalah sebesar Rp 6,5 triliun atau meningkat 14% dari kuartal kedua, sedangkan di kuartal keempat diperkirakan akan meningkat kembali menjadi 6,6 triliun,” papar Hendrik pada acara yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News