kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor bahan baku plastik naik 40%


Senin, 22 November 2010 / 09:48 WIB
ILUSTRASI. Ilustrasi Palu Hakim_Simbol Hukum dan Keadilan


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Produsen plastik, terutama produsen karung beras, harus mewaspadai turunnya stok bahan baku plastik nasional tahun ini. Sebab, PT Polytama, sebagai produsen bahan baku plastik nasional, masih berhenti berproduksi.

Kapasitas produksi Polytama sendiri sebanyak 240.000 ton bahan baku plastik per tahun. Dari jumlah tersebut, 50% produksinya berupa bahan baku karung plastik.

Budi Susanto, Ketua Umum Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas), memprediksi, impor bahan baku plastik untuk karung beras, karung pupuk dan gelas plastik kemasan akan terus naik. "Tahun ini impor akan membengkak hingga 40%," jelas Budi, Minggu (21/11).

Sebelumnya, impor bahan baku plastik hanya 20%-25% dari total kebutuhan bahan baku plastik nasional yang sebanyak 850.000 ton per tahun. Jika impor bahan baku plastik naik hingga 40%, artinya sekitar 340.000 ton bahan baku plastik harus diimpor.

Budi bilang, sejak produksi Polytama berhenti September 2010 lalu, pelaku industri plastik hanya mengandalkan pasokan bahan baku plastik dari Tripolyta. Namun, jumlahnya belum memenuhi seluruh kebutuhan. "Khususnya untuk karung beras dan pupuk," imbuhnya.

Saat ini, produsen plastik skala kecil sudah mulai merasakan imbas turunnya stok bahan baku plastik ini karena mereka tidak punya stok bahan baku. Di sisi lain, musim panen raya beras sedang berlangsung. "Jika saat panen tidak ada stok karung beras, suplai beras dan pupuk bisa tertunda," imbuh Budi.

Kebutuhan nasional bahan baku plastik untuk karung beras, karung pupuk, dan terpal untuk panen cukup besar, mencapai 200.000 ton per tahun. Sedangkan bahan baku plastik untuk gelas kemasan sekitar 30.000 ton per tahun.

Seperti pernah ditulis KONTAN, PT Polytama, anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries terpaksa berhenti produksi. Alasannya, karena perusahaan yang mempunyai kapasitas produksi 20.000 ton per bulan tersebut tidak mendapatkan pasokan bahan baku kondensat dari PT Pertamina lantaran Polytama belum melunasi kewajibannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×