Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor beras ketan yang dilakukan atas izin Kementerian Perdagangan (Kemdag) dinilai sebagai langkah yang tidak tepat. Pasalnya, impor beras ketan akan menyebabkan harga beras ketan lokal jatuh. Padahal, kebutuhan beras ketan yang kecil dapat dipenuhi petani lokal.
"Beras ketan tidak kekurangan, kalaupun ada opsi impor beras ketan merupakan kebijakan yang tidak tepat," ujar Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Minggu (25/3).
Dwi menilai impor beras ketan akan mengganggu harga yang dinikmati oleh petani. Importasi dilakukan akibat adanya kesenjangan harga antara beras ketan lokal dengan harga beras ketan internasional.
Harga beras ketan yang tinggi tersebut dinilai wajar oleh Dwi. Hal itu dikarenakan produktivitas padi beras ketan yang tidak setinggi padi biasa. "Harganya tinggi wajar, karena produktivitas padi beras ketan tidak seperti padi biasa," paparnya.
Selain itu, beras ketan bukan merupakan bahan pangan pokok. Dwi bilang, dengan posisi beras ketan sebagai bahan pangan sampingan membuat kebijakan impor tidak tepat.
Saat ini masih banyak petani yang menanam padi beras ketan. Dwi yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) menyebut, sentra beras ketan masih tersebar luas terutama di Pulau Jawa.
Berdasarkan daftar harga Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), saat ini, harga ketan putih lokal diabnderol Rp 13.325 per kilogram (kg). Harga tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai Rp 14.950 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News