Reporter: Handoyo, Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Menghadapi harga daging yang masih juga tinggi setelah lebaran, pemerintah memutuskan untuk menambah pasokan setara dengan 15.000 ton daging untuk tahun ini. Kuota tambahan ini tidak termasuk kuota impor daging Bulog dan sapi siap potong.
Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemdag), mengatakan, tambahan impor tersebut untuk menutup kebutuhan tahun ini. "Komposisinya adalah 6.000 ton daging beku dan 60.000 ekor sapi bakalan," kata Bachrul, Jumat (23/8).
Menurut Bachrul, pemerintah menempuh langkah ini karena stok makin minim. Alasannya, jatah impor daging dan impor sapi yang sedianya untuk memenuhi kebutuhan pada kuartal IV-2013, dialihkan untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.
Bachrul mengatakan, tambahan impor daging beku tersebut diberikan kepada swasta, bukan kepada Bulog. Selain tambahan impor daging dan sapi potong, pemerintah juga akan menetapkan referensi harga yang juga akan berlaku untuk memutuskan impor produk hortikultura.
Kemudian, kata Bachrul, untuk menurunkan harga daging yang masih tinggi, pemerintah juga akan mempercepat impor sapi bakalan sebanyak 46.231 ekor. Sedianya, itu adalah adalah kuota impor untuk kuartal IV-2013. Kini, pemerintah akan membukanya untuk impor kuartal III. "Percepatan akan mulai dilakukan minggu depan," katanya.
Seperti diketahui, kuota impor daging tahun ini adalah 32.000 ton dan 267.000 ekor sapi bakalan. Dengan tambahan impor ini, kuota impor daging menjadi 41.000 ton dan sapi sebanyak 351.750 ekor.
Masih Kurang
Johny Liano, Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) mengaku belum mengetahui tambahan kuota impor ini. Tetapi, jumlah tersebut dinilainya masih kurang. Alhasil, harga daging belum tentu bisa turun.
Juli 2013, Apfindo mengusulkan tambahan impor sapi sebanyak 160.000 ekor. "Dengan demikian feedloter dapat menjadi buffer stock (stok penyangga), " terang Johny.
Stok sapi di Apfindo hanya sekitar 64.000 ekor. Menurut Johny, stok ini hanya cukup sampai awal minggu Oktober. "Dengan catatan tidak ada penambahan konsumsi lagi," katanya.
Soal percepatan impor sapi bakalan, Johny minta ada landasan hukum agar importir bisa segera merealiasikan impor. "Harus ada surat keputusan menteri," katanya. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News