kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor gandum melambung tinggi


Kamis, 21 Juli 2011 / 08:19 WIB
Impor gandum melambung tinggi
ILUSTRASI. Cuma Rp 70 juta, lelang rumah sitaan di Bogor ini ada 2 unit, simak syaratnya


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Bersiap menghadapi Lebaran para produsen terigu sudah menggenjot impor gandum dari beberapa negara. Tak heran kalau sepanjang Mei lalu impor gandum melonjak drastis.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor gandum dari Australia misalnya pada Mei sebesar US$ 89,96 juta, melonjak 51,12% dibandingkan bulan April yang masih US$ 59,53 juta. Sementara impor gandum dari Amerika Serikat (AS) pada bulan April masih US$ 18,19 juta tapi nilainya melonjak hingga 233,32% menjadi US$ 60,63 juta di bulan Mei.

Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Ratna Sari Loppies, sepanjang Mei para produsen terigu nasional memang meningkatkan volume impor gandum dari dua negara itu. Ini dilakukan guna memacu produksi sekaligus persediaan cadangan guna menghadapi bulan puasa mendatang. "Persiapan kita tidak mungkin mendadak, harus 2-3 bulan sebelum puasa," jelas Ratna kepada KONTAN, Rabu (20/7).

Produsen terigu memang mutlak meningkatkan produksinya. Pasalnya, permintaan terigu terutama dari industri makanan baik skala besar maupun kecil melonjak tinggi. Ratna bilang, sejak Mei hingga Juli ini, permintaan terigu rata-rata meningkat 20% per bulannya. "Kami perlu mengimpor gandum lebih banyak agar mampu meningkatkan produksi hingga Lebaran nanti," imbuh Ratna. Aptindo sendiri menaksir, produksi terigu nasional saat puasa bisa mencapai 360.000 ton, lebih tinggi 20% ketimbang bulan-bulan biasa yang sekitar 300.000 ton.

Kata Ratna, impor gandum selama ini memang lebih banyak dari Australia. Negeri Kanguru itu selama ini sudah terkenal sebagai produsen gandum nomor wahid di dunia. Kuantitas dan kualitas gandum Australia sudah tidak perlu diragukan lagi keabsahannya. Hal ini ditunjang oleh biaya pengangkutan gandum yang jauh lebih murah ketimbang dari AS dan negara lain. Imbasnya, para produsen lebih banyak mengimpor gandum dari Australia.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Roti, Biskuit dan Mie Instan (Arobim), Sribugo Suratmo menambahkan, para produsen roti dan biskuit memang sudah meningkatkan permintaan terigu sejak bulan Juni kemarin. Mereka tidak ingin kehilangan start dalam memenuhi kebutuhan konsumen jelang puasa. "Karena kita sudah minta terigu dari Juni, ya otomatis produsen terigu harus meningkatkan impornya pada Mei lalu," jelas Sribugo.

Kata Sribugo, setiap menjelang puasa, produsen roti dan biskuit memang rutin meningkatkan produksinya sekitar 10%-15%. Wajar saja, masyarakat sekarang memang lebih memilih memakan roti dan biskuit terutama saat sahur ketimbang memakan nasi. "Maka dari itu, penjualan roti dan biskuit jenis crackers berbahan tepung gandum bakal meningkat drastis," imbuh Sribugo.

Peningkatan permintaan roti dan biskuit juga ditopang oleh tradisi memberikan parsel yang biasa dilakukan masyarakat. Sribugo bilang, produsen roti dan biskuit saat ini sudah kebanjiran order guna membuat parsel berisi biskuit. Parsel itu kebanyakan diminta oleh perusahaan-perusahaan guna diberikan kepada karyawannya sebagai salah satu komponen Tunjangan Hari Raya (THR).

Sribugo menilai, peningkatan konsumsi roti dan biskuit tahun ini bisa lebih merata di seluruh daerah Indonesia. Masyarakat baik yang tinggal di kota besar maupun pedesaan sama-sama meningkatkan konsumsi roti dan biskuitnya. Untuk itu, para produsen berupaya untuk memperkuat jaringan distribusinya di setiap daerah. "Jangan sampai daerah kekurangan pasokan," tandas Sribugo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×