kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   -24.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Perang Iran-Israel Picu Krisis Energi, Pemerintah Diperingatkan Soal Ini


Kamis, 19 Juni 2025 / 13:20 WIB
Perang Iran-Israel Picu Krisis Energi, Pemerintah Diperingatkan Soal Ini
ILUSTRASI. Memanasnya konflik antara Iran dan Israel dinilai dapat menimbulkan dampak serius terhadap stabilitas ekonomi global, termasuk Indonesia. . REUTERS/Michael Kooren/Files


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memanasnya konflik antara Iran dan Israel dinilai dapat menimbulkan dampak serius terhadap stabilitas ekonomi global, termasuk Indonesia. 

Pemerintah pun diminta untuk bersikap lebih waspada dan segera mengambil langkah antisipatif terhadap potensi gejolak ekonomi yang timbul akibat konflik berkepanjangan tersebut.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, mengingatkan bahwa salah satu dampak langsung yang perlu diwaspadai adalah potensi kenaikan harga minyak mentah dunia. 

Menurutnya, dengan kebutuhan dalam negeri yang mencapai sekitar 1,2 juta barel per hari, sementara kapasitas kilang domestik hanya mampu memproduksi 700 ribu barel, maka sekitar 500 ribu barel harus dipenuhi melalui impor.

Baca Juga: Imbas Perang Israel-Iran, Asosiasi Logistik Wanti-Wanti Kenaikan Ongkos Angkutan

“Jika harga minyak naik tajam akibat perang ini, maka akan sangat berdampak terhadap pasokan dan biaya energi nasional. Pemerintah perlu memastikan logistik dan permintaan impor minyak tidak terganggu,” ujar Sarman dalam keterangannya, Kamis (19/6).

Lebih lanjut, Sarman menjelaskan bahwa dampak lanjutan dari konflik tersebut juga akan menyasar rantai pasok global, perdagangan internasional, dan ekspor produk Indonesia. 

Ia memperkirakan, situasi ini akan memicu sikap wait and see dari para investor yang menahan ekspansi akibat ketidakpastian ekonomi global.

“Ini bisa menekan daya beli masyarakat dan memperlambat laju pemulihan ekonomi, terlebih di tengah kondisi yang masih rentan seperti maraknya PHK dan daya beli yang belum pulih sepenuhnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Kripto Anjlok US$160 Miliar Akibat Perang Israel-Iran

Untuk itu, Sarman menekankan pentingnya memperkuat fondasi ekonomi nasional. Pemerintah diminta memastikan program strategis berjalan optimal, termasuk swasembada pangan, jaminan pasokan energi, bantuan sosial, makan bergizi gratis, pembentukan koperasi merah putih, dan percepatan realisasi anggaran pusat dan daerah.

“Di tengah tekanan geopolitik yang tinggi, kita harus jaga ketahanan ekonomi nasional. Pemerintah perlu cepat tanggap dan responsif terhadap dinamika global agar kebijakan yang diambil tepat sasaran dan mampu mendorong produktivitas,” pungkas Sarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×