kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impor minyak bakal tetap tinggi


Jumat, 24 Agustus 2018 / 09:35 WIB
Impor minyak bakal tetap tinggi


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menekankan, meski PT Pertamina akan membeli minyak mentah dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), volume impor masih akan tetap tinggi.

Wakil Menteri ESDM (ESDM) Arcandra Tahar mengakui, instruksi pemerintah agar Pertamina membeli minyak milik kontraktor migas tidak bisa langsung memenuhi permintaan untuk BBM dalam negeri. Sebab, jatah minyak mentah milik pemerintah dan produksi minyak mentah Pertamina jika ditotal 500.000 barel per hari (bph). Sedangkan kapasitas produksi kilang Pertamina 850.000 bph.

Kekurangan kebutuhan minyak mentah untuk kilang sebesar 350.000 bph diperoleh dari impor. Nah, impor minyak mentah inilah yang berupaya dikurangi. Namun belum diketahui besaran pembelian dari KKKS tersebut.

Sementara kebutuhan BBM masyarakat Indonesia per hari mencapai 1,3 juta bph. Maka itu, Pertamina masih mengimpor BBM meski minyak mentah jatah KKKS telah dibeli oleh Pertamina. "Ada kebutuhan impor langsung dari BBM. Kami butuh impor sekitar 600.000 barel setiap hari," kata Arcandra, Selasa (21/8).

Meski impor tetap besar, dia meyakini kebijakan pemerintah menginstruksikan Pertamina membeli minyak mentah dari KKKS merupakan langkah yang tepat. Selain bisa mengurangi impor, kebijakan tersebut membuat Pertamina berhemat. "Bisa hemat cost transport sekitar US$ 1 hingga US$ 2 per barel," ujar Arcandra.

Sementara itu, Juru Bicara SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan soal penjualan minyak oleh KKKS sampai saat ini masih didiskusikan. "Sedang kami bahas dengan ESDM dan stakeholder lainnya," ujar dia.

Pengamat Energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, menilai proses penjualan minyak KKS tidak semudah yang dibayangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×