kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inalum kebut pembentukan JV proyek pabrik CPC


Minggu, 05 November 2017 / 20:14 WIB
Inalum kebut pembentukan JV proyek pabrik CPC


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) siap melanjutkan proyek pembangunan pabrik calcined petroleum coke (CPC). Bekerja sama dengan PT Pertamina, Inalum menargetkan pembentukan joint venture bisa dilakukan pada tahun ini.

"Target tahun ini seharusnya," kata Sekretaris Perusahaan Inalum Ricky Gunawan ke KONTAN pada Minggu (5/11).

Inalum nantinya akan menggenggam 25% saham dari perusahaan patungan tersebut. Sementara sisanya sebesar 75% akan dimiliki oleh Pertamina.

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Gigih Prakoso mengatakan Pertamina dan Inalum masih menunggu hasil kajian Front End Engineering Design (FEED) dan Final Investment Decision (FID) sebelum membentuk perusahaan patungan. "JV akan dilakukan setelah study FEED selesai dan sudah dilakukan FID," imbuh Gigih.

Saat ini kedua BUMN tersebut tengah mempersiapkan proses FEDD sekaligus persiapan EPC. Maklum saja, biarpun JV belum terbentuk, namun Gigih optimistis, pembangunan konstruksi pabrik sudah bisa dimulai pada pertengahan tahun depan.

Pertamina dan Inalum memang harus segera menuntaskan pembangunan pabrik CPC ini. Menteri BUMN, Rini Soemarno sebelumnya sudah mewanti-wanti akan mengawasi realisasi proyek tersebut.

Pasalnya susah tiga tahun proyek pabrik CPC ini tidak berjalan. Gigih mengaku memang ada kendala dalam merealisasikan pabrik tersebut.

"Kendalanya karena masih negosiasi dengan partner terdahulu," kata Gigih.

Biarpun begitu, kedua BUMN tersebut cukup yakin pabrik ini bisa terealisasi. Apalagi Ricky cukup optimis lantaran proyek pembangunan pabrik CPC ini masih dianggap ekonomis.

Dana investasi untuk pembangunan pabrik ini mencapai sekitar US$ 130 juta. Pabrik ini nantinya akan mampu menghasilkan bahan baku aluminium dengan kapasitas 300.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×