kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Indeks keamanan pangan Indonesia terendah di Asean


Jumat, 27 Maret 2015 / 18:03 WIB
Indeks keamanan pangan Indonesia terendah di Asean
ILUSTRASI. Manfaat Olahraga Jalan Kaki, Tak Harus 10.000 Langkah Per Hari


Reporter: Mona Tobing | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Indeks keamanan pangan Indonesia secara global tercatat paling rendah di Asean. Indonesia tercatat peringkat 72 di dunia pada indeks keamanan. Bahkan dalam peringkat negara lower middle income, Indonesia masih kalah dari Filipina dan Vietnam dalam indeks keamanan pangan tahun 2014.

Suharyadi, Peneliti Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia menyebut, indeks keamanan pangan Indonesia amat rendah dengan skor 46,5 dan berada pada peringkat 72. Kalah dengan Singapura pada posisi 5. Lalu, Malaysia di posisi 34, Thailand pada posisi 49 dan Filipina pada peringkat 65.

Sementara pada negara lower middle income yang memiliki penghasilan sekitar US$ 1.063 hingga US$ 4.085 per kapita, Indonesia berada di peringkat 13.

"Padahal Indonesia adalah negara agraris. Namun keamanan pangannya tidak bisa dijamin sepenuhnya," ujar Suharyadi, Jumat (27/3).

Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan julukan negara agraris. Indonesia hanya unggul pada peringkat produksi padi-padian. Sementara dua komoditas seperti: daging serta sayuran dan buah masih kalah dengan negara India, Tiongkok, dan Amerika.

Indonesia berada di peringkat lima pada produksi padi-padian dengan market share sebesar 3,11% secara global. Lalu, produksi daging pada peringkat 18 dengan market share 0,92% secara global. Terakhir, pada produksi buah dan sayuran berada di posisi 11 dengan market share 1,6%.

Demi meningkatkan daya saing, Suharyadi mengusulkan agar pemerintah mendorong sektor pertanian dari keunggulan wilayah atau kearifan lokal. Sehingga muncul produk unggulan setiap daerah di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×