Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp 13.000 triliun selama periode 2025–2029. Dari jumlah tersebut, proyek hilirisasi minerba diperkirakan menyumbang investasi hingga US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 327,67 triliun (asumsi kurs US$ 1 = Rp 16.368).
Masuknya investasi besar di sektor ini dinilai mampu mendorong efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian, termasuk peningkatan kapasitas industri manufaktur dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas, sehingga dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa hilirisasi merupakan salah satu agenda utama pembangunan nasional, seiring dengan upaya memperkuat kemandirian dan ketahanan energi.
“Dalam prioritas Bapak Presiden, Asta Cita, yang menjadi kunci adalah kemandirian dan ketahanan energi, serta hilirisasi. Dua hal ini menjadi andalan di sektor batu bara,” ujarnya dalam Indonesia Mining Forum di Jakarta, Kamis (31/7/2025) lalu.
Baca Juga: Komisi XII DPR Desak Hapus PPN Intermediate untuk Perkuat Industri Hilirisasi Mineral
Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah sedang mendorong pembangunan ekosistem energi baru dan terbarukan (EBT) yang mencakup panel surya, baterai kendaraan listrik (EV), serta hilirisasi silika menjadi komponen solar panel dan semikonduktor.
Potensi ini diproyeksikan dapat meningkatkan ekspor Indonesia hingga US$ 850 miliar, serta menambah Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US $236 miliar pada tahun 2040.
Dengan target hilirisasi yang cukup besar itu, Corporate Secretary holding pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID) Pria Utama menegaskan bahwa perusahaan konsisten menjalankan peran strategis sebagai penggerak utama hilirisasi sektor industri pertambangan nasional.
“Hilirisasi adalah mandat yang menjadi pedoman dalam setiap inisiatif strategis MIND ID. Bersama seluruh Anggota, kami berkomitmen memastikan bahwa setiap program hilirisasi memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Salah satu bentuk hilirisasi mineral yang tengah dijalankan adalah peningkatan nilai tambah bauksit menjadi aluminium. Melalui integrasi dalam Grup MIND ID, bauksit diolah untuk menjadi bahan baku strategis yang mendukung agenda industrialisasi nasional.
Baca Juga: Banyak Smelter Tak Patuhi Harga Patokan Mineral, Hilirisasi Mineral Terancam
Proses integrasi ini mencakup optimalisasi tambang bauksit, pembangunan fasilitas Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), hingga smelter aluminium. Seluruh rantai nilai tersebut mampu menciptakan dampak ekonomi yang besar di dalam negeri.
Sebagai gambaran, 1 ton bauksit yang bernilai sekitar US$ 40 dapat meningkat menjadi US$ 575 dalam bentuk alumina, dan kembali melonjak menjadi US$ 2.700 per ton saat telah berbentuk aluminium.
“Dengan memperkuat rantai pasok aluminium ini, kami percaya dampaknya akan signifikan. Tidak hanya bagi ekonomi nasional, tetapi juga bagi daerah-daerah yang akan menikmati pertumbuhan yang lebih merata dan berkeadilan,” pungkasnya.
Selanjutnya: Ini Tanggal Rilis Plants vs. Zombies: Replanted, Grafis Lebih HD Spek Masih Ringan
Menarik Dibaca: Rekomendasi Tanaman Hidroponik Paling Mudah Dirawat di Rumah, Cocok untuk Pemula
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News