kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks manufaktur naik, ini tanggapan Inaplas


Senin, 01 Februari 2021 / 20:12 WIB
Indeks manufaktur naik, ini tanggapan Inaplas
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja melakukan pengaspalan plastik saat ujicoba aspal dari bahan baku plastik di Komplek Pemerintahan Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa (3/12/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/aww.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks manufaktur Indonesia kembali meningkat pada bulan Januari 2021. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan lalu sebesar 52,2 atau naik dari 51,3 pada bulan Desember 2020. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono optimistis ini merupakan tanda kinerja manufaktur sudah kembali ke kondisi normal. “Kita optimistis. Karena kalau di sektor kami bisa dikatakan sudah di atas 75% hingga 80%,” tegasnya kepada Kontan.co.id, Senin (1/2). 

Fajar juga mengatakan, meski pada bulan Januari 2021 pemerintah menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), ini tidak terlalu memengaruhi produksi manufaktur. 

Baca Juga: Sri Mulyani berikan insentif fiskal, dukungan belanja dan pembiayaan

Pasalnya, para pelaku industri pengolahan sudah bisa beradaptasi dengan kondisi new normal. Tak hanya itu, ia juga melihat aktivitas masyarakat tidak berkurang signifikan dalam PPKM di bulan tersebut. Ini yang kemudian memicu kinerja industri manufaktur tetap meningkat. 

Ke depan, Fajar tetap optimistis industri manufaktur bisa tetap menorehkan kinerja yang meningkat. Apalagi, dalam waktu dekat akan ada momen puasa dan hari raya Idul Fitri yang bisa mengungkit permintaan di tahun ini. 

Meski begitu, ia mengaku tetap melihat ada risiko yang membayangi kinerja manufaktur ke depan. Terutama, dari sisi Covid-19. Apalagi, saat ini jumlah kasus harian masih terus meningkat. 

Sehingga ke depannya, ia meminta agar pemerintah tetap memberikan rasa aman bagi masyarakat agar mereka tidak menahan konsumsinya. Namun, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan agar kasus harian Covid-19 tidak naik terus. 

Baca Juga: Ekonom CORE: Masih terlalu dini untuk bilang kinerja manufaktur sudah kembali normal

Selain itu, Fajar juga mengimbau pemerintah lebih memberikan iklim yang mendukung terhadap investor yang ingin masuk ke sektor manufaktur maupun sektor lain. 

“Kami berharap pemerintah bisa mengintegrasikan investasi di multi sektor sehingga satu sama lain bisa saling support. Ini juga bisa jadi daya tarik investor untuk menanam modal di Indonesia,” tambahnya. 

Dari segi distribusi, ia berharap ke depan akses distribusi barang, terutama ke daerah Timur Indonesia, semakin lancar dengan adanya pembangunan infrastruktur. Namun, sejauh ini ia mengapresiasi langkah yang diambil oleh pemerintah karena distribusi dari Sumatera hingga ke Bali sudah lancar. 

Selanjutnya: Ini alasan Sri Mulyani masih percaya diri ekonomi di 2021 tumbuh 5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×